Mitos Dalam Upacara Ider Bumi Di Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Dan Pemanfaatannya Sebagai Alternatif Materi Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas VII SMP
Abstract
Mitos dalam upacara ider bumi adalah mitos yang menceritakan tentang
barong tuwek Kemiren dan keberadaan Buyut Cili sebagai “danyang” atau roh
yang mendiami Desa Kemiren. Barong tuwek dan Buyut Cili begitu dihormati
karena memiliki cerita yang sangat sakral. Buyut Cili memiliki petilasan sebagai
bentuk pengingat kepada masyarakat bahwa Buyut Cili benar-benar ada. Mitos
dalam upacara ider bumi diyakini oleh masyarakat Desa Kemiren dan menjadi
upacara tahunan yang dilaksanakan setiap tanggal dua hari raya umat Islam.
Wujud mitos dalam upacara ider bumi tidak hanya bentuk cerita mengenai Buyut
Cili dan barong tuwek, melainkan wujud mitos pada prosesi ritual dan doa. Mitos
yang ada di petilasan Buyut Cili, terdapat mitos pendukung dalam bentuk batu di
petilasan. Batu tersebut menandakan bahwa pernah ada raja-raja purba nusantara
yang singgah ke Desa Kemiren. Batu di petilasan tersebut menjadi media
pendukung prosesi upacara ider bumi. Fokus masalah dan tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan 1) wujud mitos dalam upacara ider bumi di Desa
Kemiren kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi, 2) makna simbol dalam
upacara ider bumi di Desa Kemiren kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi,
3) fungsi mitos dalam upacara ider bumi bagi masyarakat di Desa Kemiren
kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi, dan 4) pemanfaatan mitos upacara
ider bumi sebagai alternatif materi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di
SMP.
Penelitian ini menggunakan rancangan dan jenis penelitian kualitatif
dengan pendekatan etnografi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kemiren,
Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Sumber data penelitian ini adalah
informan yang mengerti mengenai upacara ider bumi. Sedangkan data penelitian
ini berupa hasil wawancara dan catatan etnografis berupa foto dan rekaman video
pelaksanaan upacara ider bumi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
observasi, wawancara etnografis, catatan etnografi, dan transkripsi. Teknik
analisis data menggunakan teknik deskriptif-etnografi Spradley yang terdiri dari
analisis domain, analisis taksonomik, analisis komponen, dan analisis tema
budaya.
Hasil penelitian ini dibagi menjadi empat sub bab. Pertama, wujud mitos
dalam upacara ider bumi di Desa Kemiren mencakup dua hal yaitu 1) wujud
mitos upacara ider bumi berdasarkan budayayang meliputi a) Wujud mitos pada
prosesi ritual, b) wujud mitos pada pembacaan doa, 2) wujud mitos upacara ider
bumi berdasarkan isi yang meliputi a) Mitos di Petilasan Buyut Cili, b) Mitos
Barong tuwek Kemiren, c) Mitos pitik-pitikan. Kedua, makna simbol dalam
upacara ider bumi dibagi menjadi dua, yaitu makna simbol perilaku pada upacara
ider bumi danmakna simbol pada benda dalam upacara ider bumi. Ketiga, fungsi
mitos upacara ider bumi bagi masyarakat di Desa Kemirenyang meliputi 1)
meningkatkan perasaan solidaritas antar warga, 2) memberikan pedoman hidup
bagi masyarakat Desa Kemiren Kecamatan Glagah Banyuwangi, 3) upacara ider
bumi sebagai upaya untuk melestarikan tradisi pada generasi berikutnya, dan 4)
upacara ider bumi sebagai media hiburan. Keempat, pemanfaatan mitos upacara
ider bumi sebagai alternatif materi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Wujud mitos yang berupa narasi dapat dijadikan sebagai materi pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP kelas VII dengan menggunakan Kurikulum
2013 KD 3.3 Mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi) yang dibaca
dan didengar.