Diksi dalam Basanan Using dan Relevansinya dengan Mata Pelajaran Bahasa Using di SD
Abstract
Basanan merupakan salah satu seni sastra lisan daerah yang dimiliki oleh
masyarakat Using Banyuwangi. Basanan termasuk dalam ragam puisi lisan Using
yang didalamnya mengandung unsur sampiran dan isi. Cara untuk melestarikan
basanan supaya tetap terjaga dan dapat dirasakan oleh generasi ke generasi adalah
dengan cara tetap melaksanakan tradisi, salah satunya tradisi perang bangkat. Tradisi
perang bangkat adalah prosesi atau upacara pernikahan yang terdapat dalam tradisi
masyarakat Using. Basanan dalam prosesi perang bangkat dituturkan oleh tukang
nyalamaken penganten / nyadoaken penganten, yaitu pada saat prosesi temu manten.
Penuturan basanan dalam prosesi ini memang tidak terlalu banyak, dikarenakan
tukang nyalamaken penganten tersebut melontarkan secara spontan untuk
menyampaikan suatu nasihat dan maksud tertentu.
Pemilihan kata atau diksi dalam penuturan basanan perlu diperhatikan oleh
tukang nyalamaken penganten (penutur), karena setiap basanan yang dituturkan
menyimpan pesan-pesan yang akan disampaikan oleh penutur kepada masyarkat,
khususnya kepada calon pengantin. Oleh sebab itu, tidak sembarang kata dapat
dituturkan, melainkan penutur harus memilih kata yang selaras, indah, dan sarat akan
makna. Berdasarkan pertimbangan dari pemilihan kata atau diksi tersebut, maka di
dalam penelitian ini dibahas mengenai: (1) diksi dalam basanan terkait dengan daya
bayang, (2) diksi dalam basanan terkait dengan tuntutan rima, (3) diksi dalam
basanan terkait tema dan amanat, serta (4) relevansi basanan dengan mata pelajaran
bahasa Using di SD.
Jenis dan rancangan dalam penelitian ini adalah kualitatif stilistika. Lokasi
penelitian di desa Gombeng Sari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Sasaran
penelitian adalah tuturan dalam basanan serta pemilihan diksi yang berkaitan dengan
pola pengimajian atau daya bayang, rima, tema dan amanat, serta relevansinya dalam
materi pembelajaran pantun di SMP. Sumber data diperoleh dari tuturan basanan
saat prosesi perang bangkat dan wawancara dengan beberapa informan yang telah
memenuhi kriteria. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, dokumentasi, dan transkripsi dan terjemahan. Analisis data dalam
penelitian menggunakan model Miles dan Huberman, yaitu: (1) reduksi data,
merangkum dan menganalisis data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
Informan, kemudian diklasifikasikan dengan cara penomoran guna memudahkan
dalam pengolahan data, (2) penyajian data, data disajikan dalam bentuk tabel matriks
sesuai dengan fokus penelitian dalam rumusan masalah, (3) penarikan kesimpulan
dan verifikasi temuan, yakni penarikan kesimpulan berdasarkan hasil dari resuksi dan
penyajian data, yang kemudian di verifikasi atau dicek secara berulang guna
mendapatkan hasil data yang valid.
Hasil dan pembahasan mengenai: (1) diksi berkaitan dengan daya bayang
atau imaji dalam basanan diperoleh hasil: (a) terdapatan keterkaitan diksi dengan
pengimajian penataan kata berbentuk simbolik, (b) terdapat keterkaitan diksi dengan
pengimajian penataan penjajaran pararelisme, (c) terdapat keterkaitan diksi dengan
pengimajian penataan kata repetisi. (2) diksi berkaitan dengan rima dalam tuturan
basanan memiliki pola rima akhir yang dominan, yakni rima kembar atau rata,
namun juga terdapat rima tengah yang terletak pada data nomor (1), (2), dan (5); (3)
diksi berkaitan dengan tema dan amanat dalam tuturan basanan diperoleh: (a) data
basanan nomor 1 dan 5, diklasifikasikan ke dalam basanan bertema organik(man as
photoplasma), karena di dalam kedua basanan tersebut penutur memberikan nasihat
atau petuah kepada kedua mempelai melalui tutran basanan, (b) data basanan nomor
2 dan 3 diklasifikasikan ke dalam tema fisik (man as molecul), dikarenakan di dalam
kedua basanan tersebut penutur ingin memberikan gambaran mengenai perasaan
tertarik atau perasaan senang kepada lawan jenis, yang disampaikan melalui tuturan
basanan, (c) data basanan nomor 4 diklasifikasikan ke dalam tema ketuhanan
(divine), karena di dalam basanan tersebut, penutur memberitahuakan akan
pentingnya menjalankan suatu prosesi perang bangkat secara keseluruhan dan sesuai
dengan kebiasaan yang diturunkan oleh nenek moyang kepercayaan masyarakat
Using. Amanat dalam suatu karya sastra amanat biasanya tidak langsung tersurat,
melainkan tersirat; dan (4) relevansi basanan Using dengan mata pelajaran bahasa
Using di SD kelas IV
Saran kepada: (1) Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, yakni untuk lebih
memfokuska menyebarkan dan menanamkan warisan-warisan budaya yang dimiliki
kepada para generasi muda. (2) guru bahasa mata pelajaran muatan lokal bahasa
Using, hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi dalam acuan
pembelajaran terkhusus untuk materi pembelajaran basanan.