Show simple item record

dc.contributor.advisorIRAWAN, Januar Ferry
dc.contributor.advisorWICAKSONO, Lutfhi Amri
dc.contributor.authorDIANTARA, Farma Agnes
dc.date.accessioned2019-04-16T08:08:11Z
dc.date.available2019-04-16T08:08:11Z
dc.date.issued2019-04-16
dc.identifier.nim141910301064
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/90528
dc.description.abstractTanah longsor dapat didefinisikan sebagai masa tanah atau campuran matrial pasir, kerikil, lempung, dan sebagainya yang bergerak sepanjang lereng atau keluar lereng karena gaya gravitasi. (laberg, et al, 2008). Bencana tanah longsor sering terjadi pada daerah pegunungan. Rembangan merupakan daerah pengunan di Jember. Hampir setiap datang musim hujan, longsor selalu terjadi pada kawasan ini. Tanah Longsor akibat hujan deras juga dapat terkait dengan formasi dari medan aliran tak jenuh yang stabil, dan tekanan dari curah hujan menghasilkan respon yang relatif cepat dari tekanan di dalam tanah. (Tecca dkk, 2013). Hujan deras yang terus terjadi pada tanah dapat mengakibatkan Debris Flow. Debris flow terjadi saat timbunan sedimetasi yang tidak terdistribusi dengan baik, rawan dan jenuh yang akhir nya longsor akibat daya tarik gravitasi Bumi.(Cui dkk, 2014) Uuntuk memperbaiki stabilitas lereng yang rawan longsor tersebut dapat dilakukan dengan penambahan strurktur bantu. Struktur bantu ini yang akan meningkatkan stabilitas lereng tersebut dan meningkat nilai keamanan lereng tersebut.Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menginggkatkan stabilitas lereng, salah satunya adalah soil nailing. soil nailing adalah sebuah metode yang digukan untuk meninggkatkan stabilitas lereng dengan menanamkan bar dibungkus beton kedalam lereng dengan fungsi menahan pergerakan tanah. Pada kasus ini bar yang digunakan adalah bar dengan Fy 420 berdiameter 43 mm, memeliki panjang 15 meter dan Bar ditanam kedalam lereng dengan sudut 150 . Dengan perhitungan manual menggunakan metode Wadge dan permodelan menggunakan software OPTUM G2. Bar ditanam dengan jumlah 20 buah dan 15 buah dengan vertikal 1 meter dan horizontal 1 meter, sedangkan bar dengan jumlah 10 buah ditanam dengan jarak vertikal 2 meter dan jarak horizontal 2 meter. Mekansme penelitian ini dimulai dengan Pengambilan sempel pada eksisting, pengujian dilaboratorium, permodelan pada OPTUM G2 untuk lereng alami, perhitungan perencanaan soil nailing dengan metode wadge, pernodelan setelah perbaikan menggunakan OPTUM G2, dan analisis dari hasil permodelan dan perhitungan manual. Dari hasil permodelan dan perhitungan didapatkan hasil Hasil nilai SF pada lereng dengan perkuatan soil nailing untuk analisis perkuatan lereng menggunakan metode baji(wadge) dengan ketinggian 20 meter dan jarak nail 2 meter menghasilkan nialai SF 1,552 > 1,5. Untuk analisis perkuatan lereng menngunakan program OPTUM G2 menghasilkan nilai SF dengan ketinggian pemaasangan 20 meter dan jarak 2 meter sebesar 1,578 > 1,5. Sedangakan dengan menggunakan panjang 15 meter dan jarak antar nail 1 meter, nilai SF menggunakan metode baji sebesar 2,016 > 1,5 (aman) dan menggunakan program OPTUM G2 didapatakan nilai SF sebesar 2,066 > 1,5 (aman).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectTanah longsoren_US
dc.subjectFisi tanahen_US
dc.subjectMekanis tanahen_US
dc.subjectStabilitas lerengen_US
dc.subjectTanah ekspansifen_US
dc.subjectTeknik sipilen_US
dc.titleEvaluasi Stabilitas Lereng pada Kawasan Rawan Longsor Rembanganen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record