Tindak Ilokusi dalam Novel “Kupu-kupu Malam” Karya Achmad Munif
Abstract
Tindak tutur merupakan kemampuan bahasa seseorang untuk
menyampaikan maksud dan tujuan dengan memerhatikan situasi tertentu. Tindak
tutur merupakan salah satu pokok bahasan dalam ilmu pragmatik. Terdapat tiga
jenis tindak tutur yaitu tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Tindak ilokusi
merupakan tindak tutur yang didominasi oleh daya ilokusioner berdasarkan
konteksnya sehingga maksud yang dipreposisikan tidak sejajar dengan maksud
yang ingin dikomunikasian. Tindak ilokusi dipengaruhi oleh konteks siapa yang
menuturkan, kepada siapa tuturan tersebut dituturkan, bagaimana cara
menuturkannya, dan dalam keadaan seperti apa tuturan tersebut dituturkan,
sehingga maksud yang dipreposisikan tidak sejajar dengan maksud yang ingin
dikomunikasikan. Tindak ilokusi dapat ditemukan dalam suatu percakapan yang
bersifat dialogis. Salah satu percakapan yang bersifat dialogis dapat ditemukan
dalam sebuah novel. Novel “Kupu-kupu Malam” karya Achmad Munif
merupakan novel yang cukup laris yang sudah dicetak dua kali, yaitu cetakan
pertama pada tahun 2003, dan cetakan kedua pada tahun 2011. Dilihat dari segi
judul novel “Kupu-kupu Malam” karya Achmad secara semantik dimaknai “kupukupu yang ada di malam hari”. Namun makna “Kupu-kupu Malam” dalam novel
ini merujuk kepada seorang gadis yang bekerja sebagai pelacur.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Data
dalam penelitian ini adalah data berupa segmen tutur beserta konteks tutur dalam
percakapan antartokoh pada novel “Kupu-kupu Malam” karya Achmad Munif
yang diindikasikan memuat jenis tindak ilokusi menurut Searle dan verba ilokusi.
Teknik pengumpulan data yang relevan dengan rumusan masalah adalah teknik
dokumentasi. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara
membaca novel “Kupu-kupu Malam” karya Achmad Munif secara heuristik atau
membaca novel secara keseluruhan dari awal hingga selesai, kemudian
mengidentifikasi data berupa jenis tindak ilokusi dan verba ilokusi.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal, (1) jenis tindak
ilokusi yang ditemukan dalam hasil analisis data adalah jenis tindak ilokusi asertif
menyatakan dan asertif memberitahukan, direktif mengingatkan, direktif
menyarankan, dan direktif memerintahkan, komisif menjanjikan, komisif
Memohon (Doa) dan komisif mengharapkan, ekspresif memuji atau menyanjung,
ekspresif mengucapkan terima kasih, ekspresif mengkhawatirkan, ekspresif
meminta maaf dan memaafkan, dan ekspresif memberi saran, dan deklaratif
menamai atau memberi nama, (2) verba ilokusi yang ditemukan berdasarkan data
jenis tindak ilokusi yaitu verba asertif menyatakan, dan verba asertif menegaskan,
verba direktif meliputi verba direktif mengharapkan, dan verba direktif
memerintahkan, verba ekspresif meliputi verba ekspresif mengucapkan terima
kasih, verba komisif meiputi verba komisif menjanjikan, dan verba komisif
menawarkan, dan verba rogatif meminta. Berdasarkan hasil penelitian, dapat
diberikan saran: (1) Bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
disarankan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk diskusi dalam mata
kuliah pragmatik khususnya materi tentang tindak ilokusi, dan (2) Bagi peneliti
selanjutnya yang membahas tentang ilmu sebidang, disarankan penelitian ini
dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengadakan penelitian yang sejenis
khususnya tentang tindak ilokusi dengan mengembangkan aspek lain yang tidak
dibahas dalam penelitian ini, misalkan fungsi tindak ilokusi dan strategi tutur.