Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV pada Pokok Bahasan Hubungan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan di SDN Plalangan 02 Jember Tahun Pelajaran 2017/2018
Abstract
Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang
ada di sekolah dasar. Pada proses pembelajaran, IPA merupakan ilmu yang
berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan. Dalam pembelajaran IPA SD,
siswa dituntut untuk dapat mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapinya
dengan eksperimen dan pengamatan untuk melatih pola pikir kritis dan objektif,
sehingga siswa dapat mengembangkan rasa keingintahuannya dan membentuk
pola pikir yang diharapkan untuk dapat memecahkan masalah yang dapat diterima
secara logis melalui objek-objek pengamatan yang dilakukannya. Namun
berdasarkan observasi dan wawancara yag dilakukan pada saat pembelajaran IPA
kelas IV di SDN Plalangan 02 Jember pada tanggal 27 November 2017 masih
bersifat teacher centered karena guru masih menggunakan metode konvensional
yaitu ceramah, tanya jawab dan penugasan. Tak jarang pula guru menggunakan
metode diskusi dalam pembelajaran, dalam tugas berkelompok tidak jarang siswa
kesulitan dalam menjawab pertanyaan yang ada pada LKS, ada masalah sedikit
langsung bertanya ke kelompok lain atau ke guru, sehingga kemampuan
pemecahan masalah oleh siswa masih kurang dan berdampak pada aktivitas dan
hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Hal ini dibuktikan pada hasil belajar
siswa yang rendah pada semester I dengan rata-rata sebesar 59,5. Hal ini
menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum da
Berdasarkan permasalahan di atas, maka dilakukan penelitian dengan
menerapkan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah
bagaimanakah peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri
Plalangan 02-Kec. Kalisat melalui penerapan model Problem Based Learning
(PBL) pada pokok bahasan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan?.
Penelitian ini dilakukan di SDN Plalangan 02 Jember pada tanggal 29 Mei
– 8 Juni 2018 yang terdiri dari 2 siklus. Siklus I terdiri dari 2 pertemuan dan siklus
II terdiri dari I pertemuan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan 4 metode
pengumpulan data yaitu observasi, tes hasil belajar, wawancara, dan dokumentasi.
Penelitian ini dilakukan di kelas IV pada tahun ajaran 2017/2018 dengan jumlah
siswa 24 siswa, yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan
dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL).
Hasil penelitian menunjukkan skor rata-rata aktivitas belajar siswa pada
prasiklus yaitu 59,8% dengan kriteria cukup aktif, mengalami peningkatan sebesar
10.2% pada siklus I menjadi 70% dengan kriteria aktif, kemudian mengalami
peningkatan sebesar 14.8% pada siklus II menjadi 84.8% dengan kriteria sangat
aktif. Pada skor rata-rata hasil belajar siswa dari jumlah skor maksimal 2400 pada
prasiklus diperoleh jumlah skor hasil belajar yaitu 1428 dengan rata-rata hasil
belajar siswa secara klasikal adalah 59,5% dengan kategori cukup baik, setelah
dilaksanakan tindakan pada siklus I diperoleh jumlah skor hasil belajar yaitu 1726
dengan rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 12,4%
menjadi 71,9% dengan kategori baik, kemudian dilanjutkan pada siklus II
diperoleh jumlah skor hasil belajar yaitu 1945 dengan hasil belajar siswa juga
meningkat sebesar 9,1% menjadi 81% dengan kategori sangat baik.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa penerapan model
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) pada pokok bahasan
hubungan sumber daya alam dengan lingkugan dapat dijadikan alternatif solusi
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Saran dari peneliti, untuk
tetap selalu memberikan pelatihan dan bimbingan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Kemampuan ini dapat dilatih
pada materi lain yang dapat menampilkan permasalahan-permasalahan otentik
untuk dipecahkan dan diselesaikan oleh siswa. Hal ini bertujuan agar siswa
memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dengan lebih di dalam maupun
di luar sekolah.