Perbedaan Kadar Kalium pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Stadium 5 yang Menggunakan Hemodialyzer Baru dan Re-Use di RSD dr. Soebandi Jember
Abstract
Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan penyakit yang sering dijumpai di
seluruh dunia. Prevalensi PGK di dunia sebesar 13,4% dan di Indonesia sebesar
0,2% atau mencapai 499.800 orang pada bulan Mei-Juni 2013. Hemodialisis
merupakan terapi yang paling banyak dilakukan untuk pasien PGK stadium 5,
namun pembiayaan hemodialisis sangat mahal. BPJS tahun 2015 mengeluarkan
dana untuk pembiayaan hemodialisis sebesar 2,68 triliyun rupiah. Salah satu
upaya untuk mengurangi biaya hemodialisis yang mahal adalah menggunakan reuse hemodialyzer. Re-use hemodialyzer adalah pemakaian ulang hemodialyzer
lebih dari satu kali pada pasien yang sama. Berdasarkan data di RSD dr. Soebandi
Jember, re-use hemodialyzer digunakan kembali sebanyak 4 kali.
Tujuan digunakan re-use hemodialyzer adalah untuk meringankan biaya
dan mengurangi sampah medis. Re-use hemodialyzer sangat menguntungkan
karena dapat mengurangi sampah medis di rumah sakit yang dapat meningkat 5-
30 kali dengan mengggunakan single use hemodialyzer. Namun, re-use
hemodialyzer juga dapat menurunkan fungsi integritas membran dari
hemodialyzer yang sering digunakan sehingga terjadi penurunan pengeluaran
molekul-molekul hingga 4-11%. Molekul yang dapat dikeluarkan salah satunya
adalah kalium.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental semu (quasi
experimental design) dengan rancangan time series design. Penelitian dilaksanan
di Instalasi Hemodialisa pada 11-28 Desember 2018. Sampel berjumlah 19 pasien
yang diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Peneliti menggunakan data
primer yaitu pengukuran kadar kalium dari sampel darah pasien. Sampel darah
pasien diambil sebanyak 3 ml saat 5 menit sebelum proses hemodialisis selesai
melalui jalur arteri hemodialysis blood line set untuk dilakukan pengukuran kadar
kalium di Laboratorium Patologi Klinik ELISA RSD dr. Soebandi Jember.
Peneliti juga menggunakan data sekunder yang didapatkan dari rekam medik
pasien.
Hasil uji statitik paired t-test dari sampel penelitian ini didapatkan tidak
ada perbedaan yang signifikan antara kadar kalium pasien PGK stadium 5 setelah
hemodialisis menggunakan hemodialyzer baru dan hemodialyzer re-use ke-4
(p=0,094). Hal ini disebabkan efisiensi kinerja hemodialyzer masih baik dan
proses re-use sesuai dengan standar sampai penggunaan ulang ke-4.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]