Variasi Konsentrasi NH 4 Cl Dalam Proses Aktivasi Zeolit Dan Komposisi Katalis Terhadapproses Esterifikasi Gliserol Menjadi Triasetin
Abstract
Produksi Biodiesel yang meningkat tiap tahunnya menyebabkan
peningkatan jumlah produk samping berupa crude gliserol. Peningkatan crude
gliserol tidak diimbangi dengan diversifikasi produk dan pemanfaatannya hanya
berupa proses pemurnian, dan dirasa kurang menguntungkan karena harga gliserol
cukup rendah di pasaran. Masalah ini dapat diatasi dengan mengolah gliserol
menjadi turunannya berupa triasetin menggunakan metode esterifikasi gliserol dan
asam asetat dengan bantuan zeolit yang diaktivasi secara fisik maupun kimia
sebagai katalis.Aktivasi secara kimia dilakukan dengan proses pengasaman
menggunakan larutan NH
Cl dan aktivasi secara fisik dengan kalsinasi. Tujuan
dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh NH
4
Cl terhadap kristalinitas dan
konversi gliserol, serta pengaruh komposisi katalis terhadap konversi gliserol dan
selektivitas katalis terhadap triasetin.
4
Variabel yang dianalisis adalah karakterisasi katalis berupa kristalinitas dan
keasaman, sedangkan crude gliserol dan gliserol hasil pemurnian dengan beberapa
tahapan dikarakterisasi berupa sifat fisik massa jenis, viskositas dan kadar air.
Gliserol pemurnian dan asam asetat diesterifikasi, dilakukan penambahan katalis
dengan variasi konsentrasi NH
Cl 0,1;0,2;0,3;0,4M dan hasil optimumnya
digunakan pada esterifikasi selanjutnya dengan variasi komposisi katalis
2%,3%,4%,5%.
4
Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas crude gliserol setelah
mengalami pemurnian meningkat baik dari massa jenis, viskositas dan kadar air.
Variasi konsentrasi NH
Cl0,1; 0,2; 0,3; 0,4M pada proses aktivasi zeolit katalis
juga meningkatkan keasaman dari 0,351 menjadi 1,756 mmol/gram. Konsentrasi
NH
4
4
Cl tidak berpengaruh terhadap kristalinitas zeolit katalis melainkan hanya berpengaruh terhadap nilai keasaman. Kosentrasi NH
Cl yang meningkat
menyebabkan nilai keasaman yang meningkat pula. Peningkatan konsentrasi
NH
4
4
Cl mempengaruhi hasil konversi gliserol. Semakin tinggi konsentrasi NH
Cl
menghasilkan nilai konversi gliserol meningkat dan hasil paling tinggi adalah
konsentrasi 0,4M mencapai 80,99%. Variasi komposisi katalis juga berpengaruh
terhadap nilai konvesi gliserol. Hasil paling optimum terdapat pada konversi
gliserol pada esterifikasi menggunakan katalis konsentrasi NH
Cl 0,4M dan
komposisi katalis 4% sebesar 90,10%, dan nilai konversi pada komposisi 5%
mengalami penurunan dikarenakan peningkatan jumlah air yang terbentuk yang
menghambat difusi reaktan ke sisi aktif katalisator serta selektivitas katalis
terhadap triasetin menghasilkan nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan
produk lainnya berupa monoasetin.
4
4