dc.description.abstract | Soil-transmitted helminthes (STH) merupakan kelompok cacing usus yang
memerlukan tanah dalam siklus hidupnya. Empat spesies yang termasuk dalam
kelompok STH yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan hookworm
(Necator americanus dan Ancylostoma duodenale). Angka kejadian infeksi STH
di Indonesia saat ini berkisar 20-86% dengan rata-rata 30%. Dampak-dampak
yang dapat ditimbulkan oleh infeksi STH diantaranya anemia defisiensi besi,
penurunan berat badan, penurunan selera makan, dan penurunan fungsi kognitif.
Oleh karena itu, untuk menurunkan angka kejadian tersebut diperlukan
identifikasi mengenai faktor-faktor yang berperan dalam penularan infeksi STH.
Faktor-faktor yang menjadi faktor risiko kejadian infeksi STH secara
umum terdiri dari dua aspek, yaitu sanitasi lingkungan dan higiene perorangan.
Jenis pekerjaan juga dapat mempengaruhi kejadian infeksi STH. Orang yang
pekerjaannya mengolah tanah di suatu lahan pertanian, perkebunan, atau
pertambangan akan berisiko mengalami infeksi STH dikarenakan mereka selalu
terpapar dengan telur maupun larva STH yang ada di tanah. Salah satu
perkebunan yang ada di Kabupaten Jember yaitu Perkebunan Garahan Kidul yang
memiliki jenis tanaman berupa karet dan kopi. Penelitian mengenai infeksi STH
pada pekerja Perkebunan Garahan kidul belum ada yang melaporkan sehingga
penulis ingin meneliti tentang hubungan antara sanitasi lingkungan dan higiene
perorangan dengan kejadian infeksi STH pada pekerja Perkebunan Garahan
Kidul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sanitasi
lingkungan dan higiene perorangan dengan kejadian infeksi soil-transmitted
helminthes pada pekerja Perkebunan Garahan Kidul.
Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian observasional
menggunakan desain studi cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di Perkebunan
Garahan Kidul, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember dan Laboratorium
Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Sampel yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 49 orang. Pemeriksaan tinja
dilakukan dengan menggunakan metode sedimentasi dan flotasi. Data mengenai
sanitasi lingkungan dan higiene perorangan didapatkan melalui kuesioner.
Analisis data yang digunakan yaitu analisis bivariat chi-square, namun apabila
paling tidak ada satu sel yang mempunyai nilai expected kurang dari lima,
digunakan uji Fisher.
Hasil pemeriksaan menunjukkan 19 responden positif terinfeksi STH
(38,78%). Karakteristik responden menunjukkan 81,63% merupakan responden
laki-laki, 28,57% berusia 36-45 tahun, 61,22% berpendidikan rendah, dan 71,43%
bekerja >10 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan infeksi yang diakibatkan
oleh hookworm sebesar 47,37%, A. lumbricoides sebesar 42,1%, T. trichiura
sebesar 5,26%, dan infeksi ganda sebesar 5,26%. Keadaan sanitasi lingkungan
menunjukkan bahwa 79,59% responden sudah memiliki sanitasi lingkungan yang
baik. Keadaan higiene perorangan menunjukkan bahwa 65,3% responden sudah
memiliki higiene perorangan yang baik. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu
terdapat hubungan yang signifikan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian
infeksi STH pada pekerja Perkebunan Garahan Kidul (p<0,05) dan tidak ada
hubungan yang signifikan antara higiene perorangan dengan kejadian infeksi STH
pada pekerja Perkebunan Garahan Kidul (p>0,05). | en_US |