dc.description.abstract | Jumlah rumah sakit pada tahun 2013 hingga 2016 meningkat dari 2.228
menjadi 2.601. Dengan meningkatnya jumlah rumah sakit menuntut Menteri
Kesehatan mengeluarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit. Salah
satu indikator pelayanan farmasi pada SPM Rumah Sakit yaitu kepuasan pasien.
Persentase nilai standar kepuasan pasien pada pelayanan kefarmasian yang telah
ditetapkan yaitu lebih dari sama dengan 80% dengan menggunakan angket
(kuesioner). Metode Service Quality (SERVQUAL) merupakan metode kuesioner
(angket) untuk mengetahui tingkat kepuasan dengan membandingkan nilai
pelayanan dan harapan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai
kepuasan pasien, mengetahui gambaran nilai kepuasan pasien menurut
Importance Performance Analysis (IPA), dan mengetahui hubungan karakteristik
responden dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan resep di instalasi farmasi
rawat jalan RSUD dr. R. Koesma Tuban.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif non eksperimental,
dengan metode penelitian cross-sectional yang dilakukan di instalasi farmasi
rawat jalan RSUD dr. R. Koesma Tuban. Sampel yang digunakan yaitu sebanyak
383 responden. Kepuasan pada penelitian ini menggunakan metode SERVQUAL
dengan skala Likert dengan rentang yang digunakan yaitu 1 untuk sangat tidak
baik sampai 4 untuk sangat baik. Tingkat kepuasan yang diperoleh selanjutnya
dianalisis dengan metode Importance Performance Analysis (IPA) untuk
mengetahui kuadran kepuasan terhadap pelayanan. Sedangkan untuk mengetahui
hubungan antara karakteristik responden dengan kepuasan pasien menggunakan
Fisher Exact Test.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 368 responden (96,08%) merasakan
puas terhadap pelayanan resep di Instalasi Farmasi RSUD dr. R. Koesma Tuban,
sedangkan 15 responden (3,92%) menyatakan tidak puas. Berdasarkan analisis
SERVQUAL nilai kepuasan pasien sebesar 0,93 dengan nilai kepuasan masingmasing dimensi sebesar 0,93 (Tangibles), 0,93 (Reliabilty), 0,90 (Responsiveness),
0,94 (Assurance), dan 0,93 (Empathy) yang artinya kepuasan pasien terhadap
pelayanan resep di Instalasi Farmasi RSUD dr. R. Koesma Tuban tergolong ke
dalam kategori “puas”. Analisis kepuasan pasien menggunakan metode IPA
menunjukkan kaudran A yang merupakan aspek prioritas utama terdapat butir
pernyataan mengenai waktu tunggu peracikan obat, sedangkan kuadran B yang
merupakan aspek yang perlu dipertahankan yaitu mengenai kondisi ruang tunggu
yang nyaman, ketersediaan obat, menjelaskan aturan pakai obat, memastikan
kebenaran identitas pasien, kondisi obat yang baik, alur antrian yang jelas,
memberikan pelayanan tanpa memandang status sosial, petugas sopan dan ramah,
serta menyampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami. Untuk kuadran C
yang merupakan prioritas rendah terdapat butir pernyataan mengenai ketersediaan
brosur/poster kesehatan, menjelaskan efek samping, cara pakai obat, khasiat obat,
nama dan kandungan obat, aktif menggali informasi pengobatan sedang/pernah
dijalani, memberikan informasi tambahan., memastikan pasien paham informasi
yang diberikan, serta memahami keluhan pasien. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik
pekerjaan responden dengan kepuasan pasien (p=0,020). Sedangkan usia, jenis
kelamin, pendidikan, dan metode pembayaran tidak memiliki hubungan yang
signifikan dengan nilai p value > 0,05. | en_US |