Uji Kelayakan Media Audio Visual Berupa Video Klip “Cegah HIV-Aids” Sebagai Media Promosi Kesehatan
Abstract
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi HIV, karena kekebalan tubuh menurun maka orang tersebut sangat mudah terkena berbagai penyakit infeksi yang sering berakibat fatal. Kasus HIV-AIDS di Kabupaten Jember menunjukkan tren peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan kejadian HIV-AIDS perlu dilakukan upaya penanggulangan, diantaranya melalui media promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan yang benar mengenai pencegahan penularan HIV. Media audio visual yang mempunyai unsur suara dan gambar memiliki kelebihan lebih mudah dipahami serta lebih menarik. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kelayakan media audio visual yang peneliti buat sebagai alternatif media promosi kesehatan tentang HIV-AIDS. Untuk menghasilkan media audio visual yang layak, maka peneliti perlu melakukan penilaian kelayakan media agar media yang dibuat peneliti menjadi lebih baik. Teori yang digunakan oleh peneliti adalah konsep AIDDA. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D) dengan pendekatan kualitatif. Penentuan informan penelitian menggunakan purposive. Peneliti mengumpulkan data menggunakan FGD (Focus Group Discussion), observasi, serta dokumentasi yang dilakukan pada karang taruna di Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Teknik analisis data menggunakan analisis data model interaktif. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui karakteristik audiens FGD cukup beragam, audiens berasal dari Desa Puger Kulon dan Desa Puger Wetan, memiliki rentang usia 19-45 tahun. Latar belakang pendidikan audiens mulai SD hingga S1. Audiens memiliki pekerjaan yang berbeda-beda. Selama proses penelitian berlangsung audiens menunjukkan sikap ramah, rendah hati, serta berpartisipasi aktif pada saat FGD. Hasil penilaian kelayakan media audio visual tentang HIVAIDS yang telah peneliti buat memberikan kesan yang menarik, karena media mengandung unsur suara dan gambar. Tampilan media audio visual sudah cukup bagus, namun masih perlu ditambah gambar terkait HIV-AIDS serta perbaikan teks dan warna untuk lebih menarik perhatian. Durasi media audio visual sudah cukup, jika terlalu pendek pesan yang disampaikan kurang, apabila terlalu panjang dapat membuat bosan. Frekuensi penayangan media audio visual perlu dilakukan pengulangan untuk memperjelas pesan yang disampaikan. Secara keseluruhan media audio visual sudah cukup memberikan daya tarik, walaupun masih perlu penambahan gambar terkait HIV-AIDS. Kejelasan pesan dalam media audio visual sudah cukup bisa ditangkap dengan baik. Perolehan informasi dari media audio visual kurang lengkap, sehingga perlu ditambah informasi terkait HIVAIDS. Setelah melihat tayangan media audio visual tentang HIV-AIDS audiens memiliki keinginan untuk melakukan pencegahan, serta lebih waspada dan hatihati terkait dengan HIV-AIDS. Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah Dinas Kesehatan serta Komisi Penanggulangan AIDS dapat menggunakan media audio visual tentang HIV-AIDS ini pada saat kegiatan sosialisasi atau penyuluhan terkait dengan HIV-AIDS, serta dapat menjadi bahan pertimbangan pengembangan media promosi kesehatan yang baru dan menarik. Masyarakat dapat menggunakan media audio visual tentang HIV-AIDS ini untuk pembelajaran, serta dapat disebarluaskan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait HIV-AIDS dan sebagai upaya pencegahan HIV-AIDS. Peneliti selanjutnya dapat melakukan pengembangan media audio visual ini dengan perbaikan tampilan terkait HIV-AIDS, serta melakukan uji efektivitas media audio visual tersebut.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]