dc.description.abstract | Pendidikan tidak hanya bertujuan memberikan materi pembelajaran saja, namun bagaimana mengajak siswa menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman yang didapatkan. Berdasarkan hasil ulangan harian sebelumnya nilai rata-rata yang diperoleh masih tergolong rendah. Hal ini mengidentifikasi bahwa kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar fisika masih rendah. Berdasarkan wawancara dengan beberapa guru fisika di SMAN 1 Kencong menyebutkan bahwa pembelajaran saat ini sering menggunakan model pembelajaran langsung dimana pada saat pembelajaran di kelas menggunakan metode ceramah, sedangkan siswa cenderung mendengarkan saja. Kemudian saat pembelajaran jarang praktikum dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana. Untuk itu perlu adanya penggunaan model pembelajaran yang tepat yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Beberapa teori menjelaskan bahwa model guided inquiry dapat melatih siswa untuk berpikir kritis dan menuntut siswa aktif. Untuk mengatasi kurangnya sarana dan prasarana di laboratorium maka model pembelajaran tersebut dibantu dengan PhET simulations. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh guided inquiry berbantuan PhET simulations terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa SMA pada pokok bahasan gerak parabola. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mengkaji adakah pengaruh model pembelajaran guided inquiry berbantuan PhET simulations terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMA pada pokok bahasan gerak parabola. 2) mengkaji adakah pengaruh model pembelajaran guided inquiry berbantuan PhET simulations terhadap hasil belajar siswa SMA pada pokok bahasan gerak parabola.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penentuan tempat penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling area. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Kencong. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X MIPA 2 dan X MIPA 3. Desain penelitian ini menggunakan Posttest-Only Control Design. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa post-test yang dilakukan di akhir pembelajaran. Metode analisis data kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa menggunakan uji statistik yang berupa uji Independent Sample T-test dengan bantuan SPSS 23. Data yang diperoleh antara lain nilai rata-rata post-test kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar. Nilai rata-rata post-test kemampuan berpikir kritis kelas kontrol sebesar 65,05, sedangkan nilai rata-rata post-test kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen sebesar 76,2. Berdasarkan hasil analisis data kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan uji independent sample t-test, diperoleh nilai signifikansi (2-tailed) 0,000 ≤ 0,05. Jika disesuaikan dengan pedoman pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran guided inquiry berbantuan PhET simulations terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMAN 1 Kencong pada pokok bahasan gerak parabola. Nilai rata-rata hasil belajar kognitif pada kelas kontrol sebesar 41,3, sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 66,78. Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siswa menggunakan uji independent sample t-test, diperoleh nilai signifikansi (2-tailed) 0,000 ≤ 0,05. Jika disesuaikan dengan pedoman pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran guided inquiry berbantuan PhET simulations terhadap hasil belajar siswa SMAN 1 Kencong pada pokok bahasan gerak parabola. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran guided inquiry berbantuan PhET simulations berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMA pada pokok bahasan gerak parabola. Model pembelajaran guided inquiry berbantuan PhET simulations berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa SMA pada pokok bahasan gerak parabola. | en_US |