Edamame (Glycine max (L.) Merril) Terfermentasi Memengaruhi Kadar Malondialdehid (MDA) Tikus (Rattus novergicus) Model Menopause
Abstract
Jumlah wanita di Indonesia yang memasuki masa premenopause sebanyak
17,21 juta jiwa dan menopause sebanyak 21,22 juta jiwa pada tahun 2015. Jumlah
tersebut meningkat dari tahun 2009, yaitu sebanyak 5.320.000 wanita. Kondisi
estrogen yang terlalu rendah seperti pada wanita menopause bersifat prooksidan
yang mengganggu keseimbangan radikal bebas dan antioksidan. Radikal bebas
yang berlebih menyebabkan stres oksidatif dengan menginduksi terjadinya
peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid terjadi karena struktur radikal bebas yang belum
stabil akan mencari pasangan elektron lainnya dengan memecah asam lemak tidak
jenuh atau Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) dari membran sel dan lipoprotein
plasma. Salah satu hasil dari proses tersebut ialah MDA. MDA bersifat paling
mutagenik terutama terhadap gen M1dG sehingga dapat menyebabkan kanker.
Kejadian kanker yang diakibatkan oleh kondisi menopause sebanyak 70% di
Indonesia pada tahun 2013. Terapi HRT banyak digunakan oleh wanita menopause,
akan tetapi terapi tersebut membutuhkan biaya yang banyak, sulit didapatkan
karena memerlukan resep dokter, dan dapat menimbulkan efek samping seperti
kanker payudara.
Edamame merupakan produk unggulan Jember yang memiliki kandungan
fitoestrogen berupa isoflavon. Isoflavon memiliki aktivitas estrogenik dengan
berikatan pada reseptor estrogen. Efek estrogenik yang ditimbulkan dapat
mencegah ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan sehingga
menurunkan kadar MDA pada wanita menopause. Isoflavon dibagi dalam bentuk
aglikon, glikosida, asetilglikosida, dan malonilglikosida. Senyawa utama isoflavon
pada edamame ialah bentuk glikosida, akan tetapi bentuk glikosida tidak dapat
diserap oleh tubuh sehingga perlu diubah menjadi bentuk aglikon oleh proses
hidrolisis enzim ß-glucosidase selama fermentasi. Penelitian ini menggunakan
Aspergillus oryzae dan Rhizopus oligosporus untuk fermentasi edamame dan tikus
putih betina yang diovariektomi sebagai model menopause.
Penelitian ini menggunakan desain true experimental design secara in vivo
dengan rancangan post test control group design. Pemilihan sampel dilakukan
dengan simple random sampling. Tikus sebanyak 45 ekor dibagi ke dalam sembilan
kelompok, yaitu kelompok shamed ovariektomi, kelompok dengan pemberian Na
CMC 1%, estradiol, edamame terfermentasi 100, 250, 500, 750, 1.000, dan 1.250
mg/kgBB. Masing-masing kelompok terdiri dari lima ekor tikus. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini ialah 45 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) betina
galur Sprague dawley. Usia saat perlakuan tikus yaitu 59 hari dengan berat rata-rata
140-190 gram. Prosedur penelitian terdiri dari pengajuan etik penelitian,
peremajaan isolat Aspergillus oryzae dan Rhizopus oligosporus, pembuatan
suspensi spora, perhitungan kepadatan spora, preparasi edamame terfermentasi,
adaptasi hewan coba, pembagian kelompok perlakuan, ovariektomi, terminasi, dan
pengukuran MDA serum setelah 28 hari. Hasil penelitian didapatkan kadar MDA
serum pada kelompok edamame terfermentasi dengan dosis 100, 250, 500, 750,
1.000, dan 1.250 mg/kgBB berturut-turut ialah 5,5157 ± 1,4304; 7,4087 ± 1,3431;
5,3829 ± 1,9746; 10,2227 ± 2,3601; 7,8973 ± 1,3258; dan 7,0280 ± 1,2313 µg/mL.
Kadar MDA pada kelompok shamed ovariektomi sebesar 4,1724 ± 0,2139, kontrol
negatif sebesar 3,2025 ± 0,2070, dan kontrol positif sebesar 8,3654 ± 0,2769. Kadar
MDA pada kelompok edamame terfermentasi dosis 250, 750, 1000, dan 1250
mg/kgBB meningkat secara signifikan dibanding kelompok kontrol negatif. Pada
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa edamame terfermentasi dapat memengaruhi
kadar MDA dengan cara meningkatkan kadarnya pada tikus model menopause.
Saran dari penelitian ini yaitu diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh
fitoestrogen edamame terfermentasi terhadap kadar MDA tikus model menopause
dengan jarak waktu antara ovariektomi dan perlakuan lebih lama untuk
mengondisikan tikus dalam keadaan membutuhkan estrogen dan diperlukan
penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas
estrogenik edamame terhadap kadar MDA.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]