Hubungan antara Postur Kerja dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders pada Pegawai Administrasi di Kantor Pusat Universitas Jember
Abstract
Musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan salah satu gangguan
tanda adanya penyakit akibat kerja yang mempengaruhi fungsi normal
sistem muskuloskeletal akibat paparan berulang berbagai faktor risiko di
tempat kerja (Occupational Health and Safety Council of Ontario, 2007).
Adapun beberapa faktor risiko yang berpotensi menimbulkan MSDs, antara
lain usia, jenis kelamin, Indeks Massa Tubuh (IMT), masa kerja, postur
kerja yang buruk, dan berdiri atau duduk terlalu lama (European Agency for
Safety and Health at Work, 2010).
Secara global, Musculoskeletal disorders (MSDs) berkontribusi
sebesar 42% - 58% dari seluruh penyakit akibat kerja (Abledu et al, 2014).
Keluhan MSDs paling banyak diderita oleh tenaga kerja di Indonesia, yang
juga didukung oleh hasil survei yang dilakukan terhadap 482 pekerja di 12
kabupaten/kota di Indonesia dengan MSDs sebanyak 16 %, gangguan
kardiovaskuler 8%, gangguan syaraf 6%, gangguan pernafasan 3%, dan
gangguan THT 1,5% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005).
Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa sebanyak 78.6% prevalensi
MSDs dialami oleh pekerja kantor di PT.X Indonesia (Dinar et al, 2018).
Sedangkan di negara lain seperti Afrika Selatan, prevalensi MSDs pada
pekerja kantor di salah satu rumah sakit privat sebanyak 76.1%, dengan
bagian tubuh yang paling banyak dikeluhkan adalah punggung, leher, bahu,
dan pergelangan tangan (Li dan Ndaba, 2009).
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan
menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross
sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah mix purposive sampling dan total sampling berdasarkan kriteria
inklusi dan eksklusi penelitian.
Instrumen dalam penelitian ini berupa lembar kuesioner
karakteristik responden, lembar penilaian Modified Quick Exposure Check
(QEC), dan kuesioner Nordic Body Map (NBM). Analisis data pada
penelitian ini menggunakan program SPSS 16 dan uji yang digunakan
adalah uji korelasi Gamma dengan p < 0,05.
Pada penelitian ini jumlah sampel akhir yang sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi serta bersedia menjadi responden penelitian
berjumlah 32 sampel. Hasil uji korelasi antara postur kerja dengan keluhan
musculoskeletal disorders didapatkan p=0,016 untuk punggung, p=0,000
untuk bahu/lengan, p=0,034 untuk pergelangan tangan, dan p=0,003 untuk
leher. Hal ini menandakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
postur kerja dengan keluhan musculoskeletal disorders pada pegawai
administrasi di Kantor Pusat Universitas Jember.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]