dc.description.abstract | Diare berulang merupakan diare yang terjadi berulang dalam jangka waktu
yang singkat, yaitu antara satu sampai tiga bulan. Ketika diare tubuh akan
kehilangan cairan dan elektrolit secara cepat serta usus kehilangan
kemampuannya untuk menyerap cairan dan elektrolit. Diare merupakan penyebab
kematian kedua pada anak dibawah lima tahun. Anak-anak yang kekurangan gizi
atau memiliki kekebalan yang lemah termasuk yang paling berisiko menderita
diare yang mengancam jiwa. Diare yang berlangsung lama dan berulang dapat
menyebabkan kerusakan jaringan usus dan mengakibatkan penyerapan nutrisi
oleh usus terganggu. Gangguan pada penyerapan nutrisi dapat menyebabkan
pertumbuhan anak terganggu. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor risiko terhadap kejadian diare berulang
pada balita di Puskesmas Sumberjambe Kabupaten Jember.
Jenis penelitian ini yaitu analitik observasional dengan rancangan case
control. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2018-Januari 2019 di Puskesmas
Sumberjambe dan rumah responden atau posyandu. Jumlah populasi 1.286 balita
dengan rumus Slovin didapatkan besar sampel yaitu 50 kasus dan 50 kontrol.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling. Variabel
bebas dalam penelitian ini yaitu usia anak, jenis kelamin, ASI eksklusif, imunisasi
campak, status gizi, kebersihan kuku tangan, usia ibu, pendidikan, pengetahuan,
kebiasaan cuci tangan sebelum memberi makan anak, dan penghasilan keluarga.
Variabel terikat pada penelitian ini yaitu kejadian diare berulang. Peneliti
menggunakan data primer, yaitu kuesioner. Data sekunder diperoleh dari register
balita di Puskesmas Sumberjambe Kabupaten Jember periode Januari-September
2018. Data dianalisis secara univariat dengan deskriptif, bivariat dengan uji chi
square, dan multivariat dengan uji regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kejadian diare berulang pada
balita di Puskesmas Sumberjambe Kabupaten Jember sebanyak 58 balita. Hasil
analisis Chi Square yaitu usia anak (p= 0,003; OR= 3,778), jenis kelamin (p=
1,000), ASI eksklusif (p= 0,044; OR= 0,405), imunisasi campak (p= 0,387), status
gizi (p= 0,840), kebersihan kuku tangan (p= 0,395), usia ibu (p= 0,435), tingkat
pendidikan ibu (p= 0,263), pengetahuan ibu (p= 0,494), kebiasaan mencuci tangan
(p= 0,684), dan penghasilan keluarga (p= 0,773). Hasil analisis Regresi Logistik
yaitu usia anak (p= 0,002; OR= 3,778) dan ASI eksklusif (p= 0,499). Hasil
analisis bivariat menunjukkan variabel yang signifikan yaitu usia anak dan ASI
eksklusif. Anak yang berusia 10-24 bulan berisiko 3,778 kali untuk mengalami
diare berulang dibandingkan anak yang berusia 25-59 bulan. Anak yang
mendapatkan ASI eksklusif berisiko 0,405 kali (berisiko lebih kecil) untuk
mengalami diare berulang dibandingkan anak yang tidak mendapatkan ASI
eksklusif. Hasil analisis bivariat menunjukkan variabel yang signifikan yaitu usia
anak. Kesimpulan penelitian ini yaitu usia anak dan ASI eksklusif memiliki
pengaruh terhadap kejadian diare berulang pada balita serta usia anak merupakan
faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian diare berulang pada
balita. Saran dari penelitian ini yaitu perlu penelitian lebih lanjut tentang faktor
risiko lain, seperti pola asuh ibu atau faktor lingkungan. Ibu diwajibkan memberi
ASI eksklusif dan perhatian lebih terhadap tumbuh kembang anak khusunya pada
anak dibawah 2 tahun. | en_US |