Penentuan Model Klasifikasi Dan Kandungan Fenolik Total Serbuk Daun Sirsak (Annona Muricata L.) Varietas Lokal Di Bangkalan, Jember Dan Batu Menggunakan Spektroskopi Nir Dan Kemometrika
Abstract
Sirsak merupakan salah satu spesies yang penting dalam famili
Annonaceae. Daun sirsak terbukti memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi
dibanding dua spesies lain dalam famili Annnonaceae. Daun sirsak telah banyak
digunakan secara tradisional untuk mengatasi masalah kesehatan di hampir
seluruh belahan dunia. Kandungan fitokimia paling tinggi pada daun sirsak adalah
senyawa fenolik yang berhubungan kuat dan berbanding lurus dengan aktivitas
antioksidannya, oleh karena itu perlu dilakukan penentuan kandungan fenolik
total pada daun sirsak. Kandungan fitokimia dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti varietas dan ketinggian tempat tumbuh. Di Indonesia terdapat dua varietas
sirsak yaitu varietas lokal dan varietas ratu, dan varietas lokal terbukti memiliki
kandungan fenolik total paling tinggi. Penelitian untuk membedakan kandungan
fenolik total daun sirsak yang hidup di tempat dengan perbedaan ketinggian
belum pernah dilakukan, sedangkan di Indonesia kontur daratannya tidak rata
yaitu terbagi atas dataran rendah, sedang, dan tinggi.
Penentuan kandungan fenolik total pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui daun sirsak varietas lokal yang tumbuh di ketinggian mana yang lebih
berpotensi sebagai sumber senyawa fenolik. Setelah diketahui wilayah ketinggian
mana yang lebih berpotensi, maka dilakukan penentuan model klasifikasi. Sampel
yang digunakan adalah serbuk daun sirsak varietas lokal di Kabupaten Bangkalan
(dataran rendah), Kabupaten Jember (dataran sedang), dan Kabupaten Batu
(dataran tinggi). Spektroskopi NIR merupakan metode yang dapat digunakan untuk
membedakan daun sirsak berdasarkan ketinggian tempat tumbuhnya dan
menetapkan kandungan senyawa fenolik. Data spektrum dari spektroskopi NIR
sangat rumit dan tumpang tindih sehingga digunakan kemometrika secara kualitatif
(LDA, SVM dan SIMCA) untuk membentuk model klasifikasi daun sirsak
berdasarkan ketinggian tempat tumbuhnya dan secara kuantitatif (PLS, PCR dan
SVR) untuk mengetahui kandungan fenolik total daun sirsak yang tumbuh di
ketinggian yang berbeda. Model kemometrika (klasifikasi dan kalibrasi) yang
telah terpilih divalidasi menggunakan metode validasi silang yaitu Leave One Out
Cross Validation (LOOCV) dan Two Fold Cross Validation (2FCV).
Hasil kandungan senyawa fenolik total serbuk daun sirsak varietas lokal
dari metode pembanding yaitu kolorimetri (menggunakan spektrofotometer UVVis)
menunjukkan bahwa kandungan fenolik total sampel di Kabupaten Jember
adalah yang paling tinggi dengan rata-rata kandungan fenolik total sebesar 5,72%
b/b GAE, sedangkan rata-rata kandungan fenolik total serbuk daun sirsak di
Kabupaten Bangkalan hanya sebesar 2,95% b/b GAE dan di Batu hanya sebesar
1,78% b/b GAE.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]