Analisis Bionomik Vektor Potensial Demam Berdarah Dengue Di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember
Abstract
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue serta masuk ke dalam tubuh manusia dengan ditransmisikan oleh nyamuk dewasa Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina. Pada Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Jember menduduki peringkat ketiga tertinggi kasus DBD (1.298 kasus). Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember merupakan kecamatan tertinggi kasus DBD (118 kasus). Upaya yang dilakukan untuk pemberantasan penyakit DBD adalah dengan pengendalian vektor, untuk pengendalian vektor diperlukan analisis bionomik vektor yang mencakup siklus hidup dan perilaku nyamuk vektor yang dihubungkan dengan kondisi lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik bionomik vektor potensial DBD, meliputi: identifikasi nyamuk dewasa vektor potensial DBD berdasarkan identifikasi morfologi, proporsi jenis dan perilaku istirahat nyamuk dewasa serta karakteristik tempat perindukan dan kepadatan larva di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan serta bermanfaat pula sebagai data pendukung untuk mengeliminasi kasus DBD di Kabupaten Jember Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Juli 2018 di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Pengambilan data nyamuk dan larva Aedes spp. di Kecamatan Sumbersari dilakukan dua minggu sekali selama enam minggu. Penentuan lokasi sampling menggunakan metode proposive sampling kegiatan yang dilakukan berupa orientasi wilayah untuk pendugaan lokasi habitat positif tempat perindukan nyamuk Aedes spp. yang kemudian disebut lokasi penelitian. Koleksi sampel larva Aedes dilakukan dengan menggunakan single larva methods sedangkan nyamuk dewasa dikoleksi menggunakan aspirator dengan metode resting collection pada jam aktif siang hari dari pukul 08.00-12.00 WIB di dalam maupun di luar rumah. Larva yang diperoleh dari lokasi penelitian dicatat karakteristik tempat perindukannya berupa jenis, bahan, warna dan letak. Kemudian, larva direaring sehingga menjadi nyamuk dewasa. Nyamuk dewasa yang ditangkap maupun yang direaring dindentifikasi morfologinya dengan Buku Kunci Identifikasi Nyamuk Kunci Bergambar Nyamuk Indonesia (B2P2VRP, 2015). Hasil penelitian menunjukkan proporsi spesies Ae. aegypti (91%) lebih tinggi dibandingkan Ae. albopictus (9%). Perilaku istirahat Ae. aegypti menunjukkan endofilik sedangkan Ae. albopictus menunjukkan eksofilik. Puncak aktifitas istirahat Aedes spp. terjadi pada pukul 09.00-10.00 WIB. Karakteristik tempat perindukan larva Aedes spp. berupa bak mandi (62%) berbahan semen (46%) dengan warna gelap (77%) serta terletak di dalam rumah (85%). Kepadatan larva menggunakan HI pada Kecamatan Sumbesari sebesar 30% berdasarkan tabel resiko penularan penyakit DBD (WHO, 2011) maka resiko penularan DBD pada Kecamatan Sumbersari termasuk dalam kategori tinggi.