Hubungan Antara Lama Merawat Pasien Skizofrenia Dengan Tingkat Kecemasan Caregiver Pasien Rawat Jalan Poli Psikiatri Rs Ptpn Xi Djatiroto Lumajang
Abstract
Orang Dengan Skizofrenia.(ODS) mempunyai hendaya nyata kronis pada
taraf kemampuan fungsional sehari-hari, sehingga mereka memerlukan bantuan
dari pihak lain, yang disebut dengan caregiver. Di sisi lain, kebanyakan
penelitian hanya menitikberatkan pada patomekanisme dan terapi skizofrenia,
sedangkan caregiver skizofrenia tentu memiliki beban psikis tersendiri. Beban
tersebut bisa disebabkan oleh tingkah laku dari penderita, masalah ekonomi akibat
biaya pengobatan penderita yang tidak sedikit, juga durasi merawat pasien
skizofrenia yang lama (Sharma dkk., 2017). Hasil data dari Riset Kesehatan
Dasar. (Riskesdas) tahun 2013 menunjukan bahwa sebesar 6% dari jumlah
penduduk Indonesia (kurang lebih 14.000.000 orang) memberikan gejala positif
depresi dan kecemasan. Sementara itu, prevalensi skizofrenia mencapai sekitar 1,7
per 1.000 penduduk (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).
Caregiver adalah seseorang yang bertugas untuk membantu orang-orang
yang memiliki hambatan dalam melakukan kegiatan fisik sehari-hari baik yang
bersifat kegiatan harian pribadi (personal activity daily living) seperti makan,
minum, berjalan, atau kegiatan hariani yang bersifat tambahan (instrumental daily
living) seperti membeli kebutuhan sehari-hari, berpergian, dan memperoleh
informasi (Subroto, 2009). Kumar dkk. (2015) menyampaikan bahwa terdapat
hubungan signifikan antara intensitas stress caregiver dengan masalah ekonomi,
durasi penyakit yang lebih lama, tekanan psikologis dan pengakuan kebutuhan
bantuan profesional. Pada penelitian lainnya, Vasudeva dkk. (2013) berpendapat
tidak ada hubungan antara durasi merawat pasien dengan beban yang dialami.
Hasil penelitian Nasution dan Susilawati (2014) menunjukkan bahwa caregiver
mengalami tingkat kecemasan berat dalam menghadapi perilaku pasien
skizofrenia.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]