Analisis Tingkat Kematangan Proses Bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah Berbasis Agroindustri Di Kabupaten Jember Menggunakan Business Process Orientation Maturity Model (BPOMM)
Abstract
Persaingan dunia bisnis tidak lepas dari keberadaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (UMKM) sebagai tulang punggung perekonomian di Indonesia. Jumlah UMKM sektor pertanian di Jawa Timur memiliki proporsi lebih banyak daripada UMKM non-pertanian. Perekonomian di Kabupaten Jember sendiri, banyak yang ditunjang salah satunya dari sektor pertanian. Persaingan di dunia bisnis yang semakin kompetitif dalam menghadapi pasar global, memaksa UMKM untuk berusaha mengubah strateginya dalam mempertahankan bisnisnya salah satunya dengan memanfaatkan sistem informasi dalam usahanya. Pemerintah Indonesia juga ingin menempatkan Indonesia sebagai Negara Digital Economy terbesar di Asia tenggara pada tahun 2020. Berkaitan dengan hal tersebut, untuk turut mendukung program pemerintah, para pelaku bisnis UMKM di Indonesia telah menggunakan sistem informasi manajemen dengan harapan dapat mendorong perusahaan untuk mendapatkan peluang ekspor dan peluang bisnis lainnya. Kematangan proses bisnis merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesiapan UMKM dalam mengimplementasikan sistem informasi dalam mendukung kegiatan operasional usahanya. Penilaian kematangan proses bisnis dapat dilakukan dengan menggunakan Business Process Orientation Maturity Model (BPOMM) dimana model ini memiliki sembilan area penilaian. Penelitian ini membandingkan tingkat kematangan proses bisnis UMKM berbasis agroindustri di Kabupaten Jember masing-masing UMKM serta memberikan masukan terkait area-area yang perlu ditingkatkan oleh ketiga UMKM. Hasil yang didapatkan dari penilitian ini yaitu kematangan proses bisnis ketiga UMKM tersebut berada pada level 1 (Ad Hoc) dimana nilai kematangan Mister Te yaitu 3,859; UD Mitra Jamur sebesar 3,484; dan Bestcow sebesar 2,917.