Upaya UNOCHA (United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affair) dalam Penyelesaian Krisis Kemanusiaan di Sudan Selatan Tahun 2013- 2017
Abstract
Pada tahun 2013, di Sudan Selatan pecah bentrok antara pasukan
pemerintah dan kelompok oposisi yang mendukung wakil presiden. Kesepakatan
damai yang dibuat tahun 2015 tidak berhasil meredam konflik antara kedua kubu.
Konflik masih tetap berlangusng dan selama konflik terjadi, ternak, rumah, dan
sebagian besar ladang yang memeberi sumber pangan warga sipil di Sudan
Selatan menjadi sasaran serangan. Konflik yang berkepanjangan di negara yang
baru merdeka menyebabkan warga sipil mengalami kemiskinan dan kelaparan
akibat hiperinflasi. Pada akhirnya, usaha pemerintah untuk melawan pemberontak
justru mengorbankan kehidupan banyak warga sipil dan keegoisan kedua belah
pihak menyebabkan kekacauan internal dan menimbulkan krisis kemanusiaan
yang menyengsarakan rakyat. Melihat kondisi krisis di Sudan Selatan yang
semakin parah dikarenakan konflik, UNOCHA melakukan serangkaian upaya
untuk menguruangi penderitaan yang dialami warga sipil. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya UNOCHA (United
Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affair) dalam penyelesaian
krisis kemanusiaan di Sudan Selatan pada tahun 2013-2017.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Menggunakan data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan berupa buku
refrensi, artikel jurnal, working paper, media berita online, data laporan, dan
website resmi institusi terkait. Data yang diperoleh dideskripsikan kemudian
dianalisa menggunakan konsep sebagai piasu analisis yang diakhiri dengan
kesimpulan.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan oleh
UNOCHA dalam menyelesaikan krisis kemnusiaan di Sudan Selatan adalah
dengan memanfaatkan perannya sebagai pembuat kebijakan terkait agenda respon
kemanusiaan, melakukan koordinasi, penyedia informasi, melakukan advokasi,
dan alokasi bantuan dana kemanusiaan. UNOCHA menyusun agenda kebijakan
yang nantinya diintegrasikan dengan aktor kemanusiaan lain untuk respon yang
efektif dan efisien. Kebijakan respon utama UNOCHA adalah membagi
pelaksanaan respon kedalam klaster-klaster yang bertugas untuk kegiatan respon
sehari-hari. Adanya pembagian menjadi klaster-klaster memudahkan UNOCHA
dalam melakukan koordinasi dengan aktor kemanusiaan lain dan otoritas lokal
yang terkait bidangnya masing-masing. Dengan koordinasi yang luas di lapangan
memungkinkan UNOCHA untuk memperoleh berbagai informasi terkait kondisi
krisis dan arus bantuan dilapangan yang dapat dimanfaatkan untuk penyusunan
kebijakan respon selanjutnya. Informasi yang telah disusun kemudian diguankan
untuk bahan negosiasi negara atau organisasi kemanusiaan lain dan diadvokasikan ke publik dengan tujuan memperluas kerjasama dan memperbanyak perolehan
bantuan kemanusiaan yang lebih bervariasi. Sehingga perlolehan bantuan,
terutama bantuan dana kemanusiaan dapat dikelola alokasinya oleh UNOCHA
agar dapat tepat tersampaikan ke populasi yang membutuhkan. UNOCHA juga
menggunakan cara-cara advokasi dan koordinasi untuk menghapuskan hambatan
yang menghalangi akses pemeberian bantuan. Cara lain yang bisa dilakukan oleh
UNOCHA adalah dengan sebisa mungkin mencari celah-celah jalur akses lain
untuk menyuplai bantuan kemanusiaan kepada kelompok yang membutuhkan di
lokasi-lokasi yang dikuasai pemberontak.