dc.description.abstract | Kecacingan merupakan penyakit infeksi tropis yang terabaikan dan masih
sering terjadi di Indonesia. Berdasarkan data WHO (2016), diperkirakan lebih dari
1,5 miliar orang atau sekitar 24% penduduk dunia terinfestasi STH. Kecacingan
dapat ditegakkan apabila ditemukan telur cacing dalam feses melalui salah satu
metode pemeriksaan feses yaitu Kato-Katz. Morbiditas kecacingan secara langsung
berhubungan dengan intensitas kecacingan. Sampai saat ini, penelitian mengenai
infestasi STH pada pekerja perkebunan di Kabupaten Jember masih sedikit
sehingga belum ada data mengenai angka kejadian infestasi STH pada pekerja
perkebunan.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain
penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 66
pekerja perkebunan yang bersedia untuk mengumpulkan feses dan diambil
darahnya. Pemeriksaan feses dilakukan mengunakan metode kato-katz untuk
melihat intensitas kecacingan yang dilakukan di Laboratorium Parasitologi FK
UNEJ. Sedangkan sampel darah dilakukan pemeriksaan di Laboratorium Patologi
Klinik FK UNEJ untuk melakukan pemeriksaan hitung jenis leukosit yang
digunakan untuk mengetahui jumlah eosinofil.
Hasil penelitian didapatkan sejumlah 15 pekerja (22,7%) positif
terinfestasi STH. Spesies cacing yang paling banyak menginfestasi pekerja
Perkebunan Widodaren adalah A. lumbricoides yaitu sebanyak 9 pekerja (60 %),
Hookworm sebanyak 3 pekerja (20 %), dan ditemukan infestasi campuran A.
lumbricoides dan Hookworm sebanyak 3 pekerja (20 %). Seluruh pekerja
mengalami infestasi STH yang ringan. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat
hubungan yang signifikan secara statistik (p= 0,000) antara infestasi STH dan
jumlah eosinofil pada pekerja perkebunan widodaren. Akan tetapi, penelitian ini
menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah telur cacing
per gram feses (EPG) dengan jumlah eosinofil (P=0,258). | en_US |