Show simple item record

dc.contributor.advisorNURDIAN, Yudha
dc.contributor.authorPRIMADANA, Aditya
dc.date.accessioned2019-04-08T03:11:38Z
dc.date.available2019-04-08T03:11:38Z
dc.date.issued2019-04-08
dc.identifier.nimNIM152010101023
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/90085
dc.description.abstractKecacingan merupakan penyakit infeksi tropis yang terabaikan dan masih sering terjadi di Indonesia. Berdasarkan data WHO (2016), diperkirakan lebih dari 1,5 miliar orang atau sekitar 24% penduduk dunia terinfestasi STH. Kecacingan dapat ditegakkan apabila ditemukan telur cacing dalam feses melalui salah satu metode pemeriksaan feses yaitu Kato-Katz. Morbiditas kecacingan secara langsung berhubungan dengan intensitas kecacingan. Sampai saat ini, penelitian mengenai infestasi STH pada pekerja perkebunan di Kabupaten Jember masih sedikit sehingga belum ada data mengenai angka kejadian infestasi STH pada pekerja perkebunan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 66 pekerja perkebunan yang bersedia untuk mengumpulkan feses dan diambil darahnya. Pemeriksaan feses dilakukan mengunakan metode kato-katz untuk melihat intensitas kecacingan yang dilakukan di Laboratorium Parasitologi FK UNEJ. Sedangkan sampel darah dilakukan pemeriksaan di Laboratorium Patologi Klinik FK UNEJ untuk melakukan pemeriksaan hitung jenis leukosit yang digunakan untuk mengetahui jumlah eosinofil. Hasil penelitian didapatkan sejumlah 15 pekerja (22,7%) positif terinfestasi STH. Spesies cacing yang paling banyak menginfestasi pekerja Perkebunan Widodaren adalah A. lumbricoides yaitu sebanyak 9 pekerja (60 %), Hookworm sebanyak 3 pekerja (20 %), dan ditemukan infestasi campuran A. lumbricoides dan Hookworm sebanyak 3 pekerja (20 %). Seluruh pekerja mengalami infestasi STH yang ringan. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan secara statistik (p= 0,000) antara infestasi STH dan jumlah eosinofil pada pekerja perkebunan widodaren. Akan tetapi, penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah telur cacing per gram feses (EPG) dengan jumlah eosinofil (P=0,258).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries152010101023;
dc.subjectKecacinganen_US
dc.titleHubungan Antara Soil-Transmitted Helminthiases (Sth) dan Eosinofilia sebagai Prediktor Morbiditas STH pada Pekerja Perkebunan Widodaren Jemberen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record