PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN METAKOGNISI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINIER SATU VARIABEL
Abstract
Peningkatan  kualitas  Sumber  Daya  Manusia  (SDM)  merupakan  prasyarat 
mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan 
kualitas  SDM  tersebut  adalah  pendidikan.  Matematika  mempunyai  peran  penting 
dalam  berbagai  disiplin  dan  memajukan  daya  pikir  manusia.  Untuk  mengetahui 
kemampuan  berpikir,  seorang  guru  harus  mengenal  masing-masing  siswa  didiknya. 
Metakognisi  merupakan  kemampuan  untuk  mengetahui  proses  berpikir  siswa  dan 
bagaimana siswa memantau dan mengatur pikiran mereka ketika menyelesaikan soal 
matematika.  
Metakognisi  sering  dijumpai  ketika  seseorang  menghadapi  suatu  masalah.  
Oleh  karena  itu,  sebagai  seorang  pendidik  kita  harus  memperbaiki  proses  belajar 
mengajar,  adapun  hasil  belajar  tersebut  dapat  diketahui  yaitu  dengan  mengadakan 
evaluasi  atau  penilaian.  Untuk  itu,  diperlukan  acuan  untuk  mengembangkan 
perangkat  penilaian  metakognisi.  Dengan  perangkat  ini,  guru  akan  lebih  mengenal 
kemampuan siswa dan dapat mengetahui kelemahan siswa serta perilaku metakognisi 
siswa terutama dalam menyelesaikan soal cerita matematika.  
Pengembangan Instrumen ini adalah penelitian pengembangan yang bertujuan 
untuk  mengetahui  proses  dan  kemampuan  berpikir  siswa  dan  hasil  pengembangan 
instrumen penilaian metakognisi siswa. Instrumen ini terdiri dari 25 butir pernyataan 
yang  memenuhi  kriteria  valid,  reliabel,  dan  praktis.  Uji  coba  ini  dilakukan  di  SMP 
Negeri  05  Tanggul  kelas  VII  yang  berjumlah  30  siswa  yang  diambil  6  orang  setiap kelas  pada  hari  sabtu,  19  Nopember  2011  serta  3  orang  guru  mata  pelajaran 
matematika. 
Penelitian pengembangan ini menggunakan Metode Plomp yang terdiri dari 5 
fase. Fase yang pertama adalah fase investigasi awal yaitu mencari informasi tentang 
manfaat  serta  pentingnya  metakognisi  bagi  siswa.  Dilanjutkan  dengan  fase  desain 
yakni  membuat  kisi-kisi  instrumen  penilaian,  membuat  lembar  validasi  instrumen 
penilaian, membuat pedoman angket untuk guru, membuat tes berupa soal cerita pada 
pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan linier satu varibel yang akan diberikan 
ke siswa untuk divalidasi. Fase berikutnya adalah fase realisasi (konstruksi).  Setelah 
melakukan  fase  desain  maka  ditentukan  25  butir  pernyataan  yang  mengungkapkan 
kemampuan  metakognisi  siswa  yang  merupakan  instrumen  penilaian  metakognisi 
awal.  Setelah  fase  konstruksi  dilalui,  dilakukan  fase  tes,  revisi,  dan  evaluasi  yang 
terdiri dari 2 kegiatan utama yaitu validasi instrumen yang dilakukan oleh 3 validator 
(ahli)  terhadap  instrumen  penilaian  metakognisi  siswa  dan  uji  coba  instrumen  yang 
telah divalidasi.. 
Hasil validasi berupa koefisien validitas pada instrumen penilaian metakognisi 
berdasarkan  kejelasan  bahasa  sebesar  0,9333  dan  berdasakan  validasi  konstruk 
sebesar 0,9397. Selanjutnya pada fase implementasi yaitu penarikan kesimpulan dari 
fase  sebelumnya,  yaitu  diperoleh  instrumen  yang  diinginkan  berupa  25  item 
pernyataan  yang  mencerminkan  proses  berpikir  siswa  sebelum  menyelesaikan  soal, 
selama menyelesaikan soal, setelah menyelesaikan, dan menggunakan cara lain dalam 
menyelesaikan soal. Kemudian koefisien  reliabilitas  yang dihasilkan  pada instrumen 
penilaian metakognisi siswa SMP sebesar  r
ll
 = 0,8189. Persentase kepraktisan pada 
instrumen  penilaian  metakognisi  siswa  SMP  sebesar  100%.  Prototipe  akhir  yang 
didapat  dari  penelitian  pengembangan  ini  adalah  instrumen  penilaian  metakognisi 
siswa  SMP  dalam  menyelesaikan  soal  cerita  matematika  pada  pokok  bahasan 
persamaan  dan  pertidaksamaan  linier  satu  variabel  yang  telah  memenuhi  kriteria 
valid, reliabel, dan praktis.
