Optimasi Proporsi Pelarut Polietilen Glikol 400 Dan Polisorbat 80 Terhadap Disolusi Tablet Likuisolid Piroksikam
Abstract
Piroksikam adalah turunan oksikam dengan aktivitas antiinflamasi
nonsteroid (AINS) kuat. Berdasarkan Biopharmaceutic Drug Classification
System, piroksikam digolongkan ke dalam kelas 2 yang memiliki ciri kelarutan
yang rendah dan permeabilitas yang tinggi. Dengan kelarutan yang rendah,
menyebabkan piroksikam dalam sediaan oral terutama dalam bentuk padat
cenderung memiliki bioavailabilitas yang rendah. Sifat kelarutan dan disolusi obat
merupakan faktor penentu utama dari bioavailabilitas oral, karena bahan aktif
dalam bentuk sediaan padat harus mengalami disolusi sebelum dapat diserap dari
sistem gastrointestinal. Obat yang memiliki kemenlarutan rendah dalam air perlu
dilakukan modifikasi untuk meningkatkan kelarutannya. Pada penelitian ini,
metode modifikasi yang dilakukan adalah metode likuisolid. Metode likuisolid
memiliki beberapa keuntungan yaitu, metode pembuatannya sederhana, cocok
untuk produksi skala industri, dan bioavailabilitas obat meningkat karena obat
berada dalam bentuk terdispersi molekuler.
Teknik likuisolid merupakan teknik untuk mengubah suatu bentuk cair ke
keadaan serbuk kering yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas baik, melalui
pencampuran fisik sederhana dengan bahan pembawa dan bahan penyalut
tertentu. Pada teknik likuisolid dibutuhkan pelarut non-volatil untuk bahan obat
yang sukar larut. Pada penelitian ini, pelarut non-volatil yang digunakan adalah
PEG 400 dan polisorbat 80. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
jumlah PEG 400, polisorbat dan kombinasi keduanya terhadap sifat fisik tablet
dan laju disolusi tablet likuisolid piroksikam serta mengetahui komposisi PEG
400 dan polisorbat 80 pada formula optimum. Optimasi dilakukan dengan
menggunakan simplex lattice design sehingga dibuat 3 macam formula dengan
perbandingan PEG 400 dan polisorbat 80 pada 3 macam perbandingan konsentrasi (100%:0%; 50%:50%; 0%:100%). Berat tablet setiap formula adalah 350 mg.
Respon yang ingin diteliti adalah pelepasan obat pada menit ke-40 (%T40).
Evaluasi dilakukan pada campuran serbuk akhir likuisolid dn tablet yang
dihasilkan. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan didapatkan nilai untuk
respon yang diinginkan dan diolah dengan software Design Expert 10.0.0 trial
version. Hasil olah data melalui software yersebut berupa persamaan umum yang
menggambarkan efek masing-masing faktor terhadap respon.
Hasil respon %T40 menunjukkan dari yang terbesar hingga terkecil secara
berurutan bahwa F2 > F1 > F3 > F0. Hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya
pelarut non-volatil pada tablet likuisolid dapat meningkatkan disolusi obat
dibandingkan dengan tablet konvensional. Formula optimum yang didapatkan
untuk tablet dengan bobot 350 mg memiliki nilai desirability 0,837 dengan jumlah
PEG 400 sebesar 15,231 mg dan jumlah polisorbat 80 sebesar 14,769 mg.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1483]