Interpretasi Bawah Permukaan Dengan Metode Self Potential Daerah Mata Airpanas Blawan-Ijen (Studi Kasus : Mata Airpanas Kalisengon)
Abstract
Energi panasbumi adalah energi yang tersimpan dalam bentuk air atau uap
panas pada kondisi geologi tertentu di kedalaman beberapa kilometer dalam kerak
bumi. Salah satu panasbumi yang ada di Jawa Timur berada pada wilayah
Blawan-Ijen. Kawasan tersebut memiliki luas 62.620 ha (626,2 km
2
) yang secara
administratif meliputi Kabupaten Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi.
Panasbumi Blawan-Ijen yang memiliki manifestasi berupa kawah Ijen dan mata
airpanas Kalisengon. Eksplorasi panasbumi tidak terlepas dari konsep dasar pola
aliran air tanah dengan mempelajari pola aliran fluida. Metode self potential yang
didesain dengan elektroda pot berpori (porous pot) sangat tepat diterapkan untuk
penelitian panasbumi, karena reservoir panasbumi berisi fluida panas yang
mengandung mineral-mineral sulfida yang bersifat konduktif.
Tujuan pada penelitian ini adalah bagaimana metode self potential dapat
dipergunakan untuk memperkirakan kedalaman (h) sumber anomali potensial diri
di bawah permukaan. Sumber anomali self potential dapat diasumsikan berbentuk
bola, pendekatan dapat dilakukan dengan menggunakan metode pencocokan
kurva. Nilai kedalaman dari permukaan ke pusat bola dapat diketahui. Intepretasi
yang dilakukan ditekankan pada intepretasi kualitatif yaitu untuk mengetahui
persebaran nilai self potential. Hasil analisis interpretasi kemudian menjadi dasar
untuk membuat kesimpulan.
Metode penelitian yang dilakukan diawali dengan survei awal lokasi, studi
literatur, penentuan lokasi dan lintasan. Pengambilan data di lapangan
menggunakan metode self potential dengan konfigurasi leapfrog. Pengolahan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Microsoft Excel dan Surfer 12. Data
primer hasil pengukuran nilai potensial dan koordinat di lapangan tersebut diolah
dalam program Surfer 12 untuk mendapatkan peta kontur isopotensial. Peta
kontur isopotensial diamati untuk mendapatkan pola aliran fluida serta disayat
pada 5 titik yang telah ditentukan untuk mendapatkan titik kedalaman pada
airpanas. Perhitungan pada titik sayatan menggunakan intrepretasi model bola
dengan menentukan Vmin dan Vmax serta Xmin dan Xmax yang menghasilkan
nilai kedalaman (h) pada sumber mata airpanas Kalisengon.
Hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan adalah
distribusi nilai potensial, pola aliran fluida dan nilai kedalaman dari mata airpanas
Kalisengon. Nilai potensial yang didapatkan dari pengukuran menyebar dari
potensial rendah -13 mV hingga potensial tinggi 17 mV. Nilai potensial -1 mV
sampai -13 mV menunjukkan anomali pada daerah airpanas Kalisengon. Daerah
anomali memiliki pola aliran airpanas yang menyebar hampir di seluruh lokasi
penelitian dan terpusat menuju sumber mata airpanas dan membentuk kolam airpanas. Dari kelima sayatan yang dihitung dengan metode bola terdapat variasi
kedalaman. Sayatan ke 1 dan 5 mempunyai kedalaman 3,37 dan 5,7 m di bawah
permukaan tanah yang dibuktikan dengan manifestasi permukaan berupa mata
airpanas. Sedangkan sayatan ke 2, 3, dan 4 mempunyai kedalaman 1,34 m, 2,05
m, dan 1,5 m pada lokasi yang jauh dari mata airpanas. Secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa daerah keluarnya mata airpanas Kalisengon masih termasuk
wilayah panasbumi Blawan-Ijen.