Show simple item record

dc.contributor.authorGandung Wirawan
dc.date.accessioned2013-12-15T23:02:21Z
dc.date.available2013-12-15T23:02:21Z
dc.date.issued2013-12-15
dc.identifier.nimNIM060210302300
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/8964
dc.description.abstractIndikator kepemimpinan yang berhasil bilamana seorang pemimpin dapat mempengaruhi anggotanya dan bekerjasama sesuai dengan rencana demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Sultan Hamengku Buwono IX sebagai pemimpin di wilayah Yogyakarta memiliki tujuan ingin melepaskan pengaruh kolonialisme Jepang maupun Belanda. Keberhasilan Sultan Hamengku Buwono IX dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan mengalami beberapa hambatan dengan kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pemerintahan pendudukan Jepang maupun Belanda. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui; 1). Kepemimpinan Sultan Hamengku Buwono IX dalam menghadapi kebijakan-kebijakan pemerintahan Jepang di wilayah Kasultanan Ngayogyakarta; 2). Alasan Sultan Hamengku Buwono IX sebagai pemimpin di wilayah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat mengintegrasikan wilayah Kasultanan ke dalam Republik Indonesia; 3). Upaya Sultan Hamengku Buwono IX sebagai pemimpin di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menegakkan kemerdekaan Republik Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu psikologi, untuk menganalisis keputusan-keputusan yang dilakukan oleh Sultan Hamengku Buwono IX, sedangkan teori yang digunakan adalah teori kepemimpinan. Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode sejarah yang meliputi empat tahap yaitu; 1). Heuristik; 2). Kritik; 3). Interpretasi; 4). Historiografi. Sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian ini meliputi sumber primer dan sumber sekunder berupa buku yang diperoleh dari perpustakaan maupun koleksi pribadi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan Sultan Hamengku Buwono IX dalam menghadapi kolonialisme di wilayah Yogyakarta tahun 1942-1949 berhasil secara efektif dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Berbekal pendidikan di Universitas Leiden dipadukan dengan pemikiran adat tradisional jawa, Kepemimpinan Sultan Hamengku Buwono IX di Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat mampu menghadapi kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan oleh Jepang maupun Belanda. Sultan Hamengku Buwono IX berhasil merubah struktur birokrasi pemerintahan dengan kepemimpinan demokratis dan dapat menghambat kebijakan pengerahan romusa pada pendudukan Jepang tahun 1942-1945. Pada tahun 1945 Sultan Hamengku Buwono IX dengan jiwa besar dan pemikiran yang cerdas mengintegrasikan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat ke dalam Republik Indonesia untuk berjuang secara kolektif dengan pemimpin-pemimpin Republik Indonesia menghadapi Agresi Militer Belanda, bahkan Yogyakarta dipersembahkan sebagai ibu kota sementara Republik Indonesia pada tahun 1946. Pada tahun 1948 di saat genting, dimana Presiden dan Wakil Presiden Indonesia ditawan oleh Belanda pada Agresi Militer II di Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono IX sebagai pemimpin di Yogyakarta mampu mempertahankan eksistensi Republik Indonesia dengan pemikiran yang cerdas menggagas Serangan Umum 1 Maret 1949 yang hanya bisa dilakukan oleh pemimpin karismatik dengan memadukan rakyat Yogyakarta dan Tentara Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Desember 1949 dilakukan penandatanganan kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dalam kerangka Negara Republik Indonesia berhasil melepaskan diri dari cengkeraman kolonialisme berkat kepemimpinan Sultan Hamengku Buwono IX yang cerdas, demokratis, karismatik, nasionalis, dan berjiwa besar.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060210302300;
dc.subjectKepemimpinan, Sultan Hamengku Buwono IX, Kolonialisme, Yogyakarta Tahun 1942-1949en_US
dc.titleKEPEMIMPINAN SULTAN HAMENGKU BUWONO IX DALAM MENGHADAPI KOLONIALISME DI WILAYAH YOGYAKARTA TAHUN 1942-1949en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record