dc.description.abstract | Sikap kolonial Belanda telah menumbuhkan benih – benih ketidakpuasan
bangsa Indonesia sehingga para pemuka agama menghimpun kekuatan melalui
dunia pesantren diantaranya adalah Nahdlatul Ulama. Di samping adanya politik
menasranikan bangsa Indonesia membuat Nahdlatul Ulama bangkit menghimpun
kekuatan melawan pemerintahan asing yang dianggap kafir. Ketika penjajahan
Jepang, Nahdlatul Ulama memilih sikap lunak dan diplomatis dengan
memanfaatkan isu kolaborasi dengan pemerintahan Jepang seperti aktif tergabung
dalam gerakan Tiga A, Poetera, Jawa Hokokai, dan Peta.
Permasalahan yang diangkat dalam penelinelitian ini adalah : (1) Apa yang
melatarbelakangi NU Mewujudkan Kemrdekaan Indonesia Tahun 1936-1945?;
(2) Bagaimana pola perjuangan NU dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia
tahun 1936-1945? ; (3) Bagaimana kontribusi dan hasil perjuangan NU dalam
mewujudkan kemerdekaan Indonesia? . Sedangkan tujuan yang ingin dicapai oleh
penulis adalah : (1) Mendeskripsikan latar belakang NU mewujudkan
kemerdekaan ; (2) Menganalisis dan mendeskripsikan pola perjuangan NU dalam
mewujudkan kemerdekaan Indonesia tahun 1936-1945 ; (3) Mengkaji kontribusi
dan hasil perjuangan NU dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Diharapkan
karya tulis ini memberikan manfaat sebagai berikut : (1) bagi penulis, penelitian
ini merupakan pengalaman yang berharga untuk menambah pemahaman materi
sejarah nasional Indonesia khususnya dalam upaya mewjudkan kemerdekaan
Indonesia ; (2) bagi pembaca dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran atau
referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya tentang Peranan Nahdlatul Ulama
dalam Mewujudkan Kemerdekaan Indonesia Tahun 1936-1945 ; (3) bagi
Pengurus Wilayah NU , merupakan sumbangan pemikiran dan referensi tentang
peranan NU dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia tahun 1936-1945,
sehingga dapat bermanfaat dikemudian hari ; (4) bagi masyarakat umum, karya ini
diharapkan dapat menghargai dan meningkatkan rasa cinta terhadap pejuangpejuang
kemerdekaan
Negara
Kesatuan
Republik.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari
kegiatan heuristik, kritik, interprestasi dan historiografi. Dengan pendekatan
sosiologi dan teori fungsionalisme struktural.
Hasil dari pembahasan ini adalah adanya tekanan-tekanan dari politik
kolonial Belanda membuat Nahdlatul Ulama yang pada awalnya menitikberatkan
pada bidang keagamaan, pendidikan, dan perekonomian ikut ambil bagian dalam
menentang penjajahan diawali dari Muktamar ke XI di Banjarmasin tahun 1936.
NU bersikap kooperatif terhadap pemerintah Belanda dengan adanya penolakan
terhadap kebijakan Milisi Dienstphiteh dan Bloedtransfosie, menentang
ordonansi-ordonansi. Ketika penjajahan Jepang NU memanfaatkan isu kolaborasi
dengan mengerahkan anggotanya untuk memasuki organisasi buatan Jepang.
Kesimpulan yang dapat diambil secara garis besar dalam penelitian ini
adalah keadaan sosial, ekonomi, budaya dan agama pada waktu penjajahan
Belanda membuat NU beralih dan terjun ke dalam urusan politik praktis untuk
menentang kaum penjajah. NU banyak mengkritisi kebijakan kolonial Belanda
antara lain menolak milisi dan Bloedtransfosie, menetang ordonansi. Ketika
penjajahan Jepang, NU menentang saikere, namun memanfaatkan organisasi
bentukan Jepang sebagai wadah perjuangan. Tokoh-tokoh NU terlibat dalam
perumusan ideologi negara misalnya tergabung dalam BPUPKI dan panitia
sembilan.
Saran ditujukan kepada Pengurus Wilayah NU diharapkan dapat
menambah informasi dan sumbangan pemikiran, selain itu diharapkan lebih
memperkaya literatur mengenai perjuangan NU dalam mewujudkan kemerdekaan
Indonesia, bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat memperdalam obyek kajian
dan menghasilkan penelitian yang lebih mendalam dan akurat. | en_US |