Show simple item record

dc.contributor.authorTitin Rahayu
dc.date.accessioned2013-12-15T13:04:41Z
dc.date.available2013-12-15T13:04:41Z
dc.date.issued2013-12-15
dc.identifier.nimNIM070210391073
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/8938
dc.description.abstractKemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa adalah indikator keberhasilan dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Berdasarkan hasil observasi, kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa di kelas X7 SMA Negeri 1 Pesanggaran masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada saat observasi, mereka masih kurang terbuka untuk mengajukan pendapatnya, sehingga peningkatan kemampuan berpikir kritisnya belum terlihat. Rata-rata skor kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 39,77% yang termasuk kategori rendah. Begitu pula ketuntasan hasil belajarnya yang belum mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah. Rata-rata skor siswa yang dicapai sebesar 71,67, sedangkan ketuntasan hasil belajarnya hanya sebesar 63,64%. Kondisi tersebut mendorong guru untuk mengubah model pembelajaran yang diterapkan, yaitu dari model pembelajaran konvensional diubah menjadi model pembelajaran berbasis masalah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa agar mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang menghadirkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari siswa untuk dipecahkan dengan mengkaitkan permasalahan dengan materi pelajaran yang telah dijelaskan oleh guru. Penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pada pembelajaran siklus I guru menjelaskan poin-poin materi pelajaran kemudian menyuruh siswa untuk membentuk kelompok diskusi. Setelah itu mereka mendiskusikan permasalahan yang diberikan oleh guru dan mempersentasikan hasil diskusinya pada pertemuan kedua. Pembelajaran pada siklus II sama dengan pembelajaran pada siklus I, hanya saja pada siklus II penerapannya lebih ditekankan pada perbaikan pembelajaran pada siklus I. Kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa pada siklus II dapat meningkat dibandingkan siklus I. Materi yang digunakan pada siklus II merupakan materi lanjutan dari siklus I. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas Berdasarkan hasil penelitian siklus I dan siklus II diketahui bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Rata-rata skor kemampuan berpikir kritis siswa meningkat dari 50,95% Berdasarkan hasil analisis diatas maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa kelas X7 SMA Negeri 1 Pesanggaran serta dapat dijadikan sebagai alternatif untuk guru dalam pelaksanaan pembelajaran.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070210391073;
dc.subjectModel Pembelajaran Berbasis Masalah, Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswaen_US
dc.titlePENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record