dc.description.abstract | Penguasaan konsep dapat diartikan sebagai kemampuan memahami makna materi, memadukan konsep dan mampu menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari. Penguasaan konsep materi siswa menandakan siswa mengerti tentang materi yang iberikan oleh guru. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan konsep siswa.
Penentuan daerah penelitian mengunakan metode purposive sampling area. Subjek penelitia yang diambil adalah siswa kelas XI MIPA 3 SMA A, kelas XI MIPA 1 SMA B, dan kelas XI MIPA 4 SMA C. Pengumpulan data yang dilakukan melalui tes tulis dan observasi angket. Tes tulis diidentifikasi berdasarkan materi penguasaan konsep berupa soal yang berjumlah 12 soal. Identifikasi lain yang digunakan yaitu analisis penguasaan konsep menggunakan Taksonomi SOLO. Penguasaan konsep Taksonomi Solo memeiliki lima level yaitu Prastruktural, Unistruktural, Multistruktural, Relasional, dan Abstrak Diperluas. Soal yang diberikan kepada siswa memiliki tingkat kesulitan sesuai Level Taksonomi SOLO dari Unistruktural sampai Abstrak Diperluas.
Berdasarkan hasil analisis penguasaan konsep, tingalt penguasaan konsep siswa digolongkan menjadi tiga kategori yaitu kategori rendah, sedang, dan tinggi. Hasil persentase ketiga sampel memiliki tingkat kategori yang berbeda-beda. Siswa SMA A mendapatkan persentase 87% , siswa SMA B mendapatkan persentase 66,36%, dan SMA C mendapatkan persentase 14,9%. Analisis Penguasaan konsep menggunakan Taksonomi SOLO juga berbeda yang didapatkan antara sampel satu dengan lainnya. Siswa SMA C mendapatkan persentase tertinggi yaitu 62,5% dan siswa SMA A mendapatkan persentase terendah yaitu 3,5% pada level Prastruktural. Siswa SMA A mendapatkan persentase tertinggi yaitu 91,2% dan siswa SMA C mendapatkan persentase terendah yaitu 17,90% pada level Unistruktural. Siswa SMA A mendapatkan persentase tertinggi yaitu 9,20% dan siswa SMA C mendapatkan persentase terendah yaitu 1,1% pada level Multisruktural. Siswa SMA A mendapatkan persentase tertinggi yaitu 10,7% dan siswa SMA C tidak ada yang dapat mengerjakan atau menyelesaikan soal pada level Relasional sehingga mendapatkan persentase terendah yaitu 0%. SMA A mendapatkan persentase tertinggi yaitu 35,3% dan SMA C juga tidak mampu mengerjakan soal dengan level Abstrak Diperluas sehingga mendapatkan persentase terendah yaitu 0% pada level Abstrak Diperluas.
Dari analisis data yang diperoleh seta dilakukanya pembahasan penelitian dapat ditulis kesimpulan sebagai berikut pertama penguasaan konsep materi elastistas siswa SMA di Jember memiliki tingkatan yang berbeda-beda. SMA A termasuk dalam kategori tingkat penguasaan konsep tinggi, SMA B termasuk dalam kategori tingkat penguasaan konsep sedang, dan SMA C termasuk dalam tingkat penguasaan konsep rendah. Pengkategorian tingkat penguasaan konsep siswa ini dilandasi dari hasil peersentase hitungan tingkat penguasaan konsep siswa untuk SMA A sebesar 87%, SMA B sebesar 66,36%, dan SMA C sebesar 14,90%, kedua penguasaan konsep siswa materi elastisitas menurut Taksonomi SOLO pada level terendah sampai tertinggi pada siswa SMA di Jember adalah level Prastruktural sebesar 29,1%, level Unistruktural sebesar 58,5%, level Multistruktural sebesar 5,1%, level Relasional sebesar 5,4%, dan level Abstrak Diperluas sebesar 19%. Penguasaan konsep pada tiap sekolah untuk masing-masig level Taksonomi SOLO yang memiliki persentase tertinggi pada level Prastruktural yaitu SMA C dan yang memiliki persentase terendah yaiu SMA A. Level Unistruktural yang memiliki persentase tertinggi yaitu SMA A dan yang memiliki persentase tertinggi yaitu SMA C. Level Multistruktural yang memiliki persentase tertinggi yaitu SMA A dan yang memiliki persentase tertinggi yaitu SMA C. Level Relasional yang meiliki persentase tertinggi yaitu SMA A dan yang memiliki persentase terendah yaitu SMA C. Level abstrak Diperluas yang memiliki persentase tertinggi yaitu SMA A dan yang memiliki persentase terendah yaitu SMA | en_US |