Asuhan Keperawatan Pasien Penyakit Paru Obstrukti Kronik (PPOK) Pada Tn. S dan Ny. P Dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas di Ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang Tahun 2018
Abstract
PPOK adalah nama yang diberikan untuk gangguan ketika dua penyakit
paru terjadi pada waktu bersamaan yaitu bronkitis kronis dan emfisema. Asma
kronis yang dikombinasikan dengan emfisema atau bronkitis juga dapat
menyebabkan PPOK. Pasien dengan PPOK akan menunjukkan gejala sesak, batuk
disertai sputum berlebih, terdapat suara napas tambahan (misalnya ronkhi dan
mengi) sehingga muncul masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan
napas.
Metode yang digunakan pada penyusunan tugas akhir ini adalah metode
laporan kasus. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk mengeksplorasi asuhan
keperawatan pada Tn. S dan Ny. P dengan masalah keperawatan ketidakefektifan
bersihan jalan napas di ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang Tahun 2018.
Pengumpulan data dilakukan terhadap dua orang pasien PPOK yang memenuhi
kriteria partisipan, dengan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan
studi dokumentasi. Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah manajemen
relaksasi (napas dalam) dan batuk efektif yang ditunjang dengan tindakan
keperawatan mandiri yaitu memberikan air hangat dengan air jeruk nipis dan
seduhan daun mint.
Hasil yang didapatkan penulis setelah melakukan intervensi tersebut adalah
sesak hilang dan produksi sputum berkurang pada perawatan hari ke-4, untuk
pasien pertama dan pada hari ke-3 untuk pasien kedua. Ini terjadi karena tingkat
keparahan penyakit yang dialami pasien pertama lebih besar dari pada pasien
kedua. Namun terlepas dari itu tindakan manajemen relaksasi (napas dalam) dan
batuk efektif telah menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan
sesak dan produksi sputum pada kedua pasien.
Dari hasil tersebut diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar hasil penelitian
memuaskan, untuk intervensi pada diagnosa keperawatan prioritas dapat
ditambahkan dengan menambahkan waktu dalam mengajari dan melatih pasien
teknik batuk efektif dan napas dalam, bisa juga ditambahkan frekuensi dalam
melakukan teknik batuk efektif dan napas dalam sehingga pencapaian tujuan
menjadi lebih optimal lagi. Bagi keluarga pasien dapat menerapkan teknik batuk
efektif jika masalah terjadi berulang. Bagi perawat, diharapkan perawat dapat
mengaplikasikan tindakan keperawatan yaitu dengan mengajarkan teknik relaksasi
(nafas dalam) dan batuk efektif untuk menurunkan terjadinya sesak dan mengurangi
produksi sputum yang terjadi pada pasien, khsususnya pada pasien penyakit paru
obstruktif kronis dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan
napas.