dc.description.abstract | Adanya kemudahan di bidang transportasi insiden kecelakaan lalu lintas
ikut meningkat. Fraktur merupakan salah satu trauma yang disebabkan
kecelakaan. Fraktur kruris merupakan fraktur yang sering terjadi.Salah satu
penatalaksanaan pada pasien dengan fraktur kruris adalah dengan dilakukan
pembedahan. Pasien pasca pembedahan (pasca operasi) merasakan nyeri hebat
dan 75% penderita mempunyai pengalaman yang kurang menyenangkan akibat
pengelolaan nyeri yang tidak adekuat. Apabila nyeri tidak ditangani maka akan
menyebabkan peningkatan lama waktu rawat, waktu pemulihan, dan hasil yang
buruk pada pasien. Kasus fraktur yang terjadi di dunia 1,3 juta orang karena
kecelakaan lalulintas pada tahun 2011-2012, dari 84.774 kejadian cedera di
Indonesia yang mengalami fraktur sebanyak 4.917 orang. Dan di Jawa Timur
proporsi kejadian fraktur sebanyak 6%. Berdasarkan data dari Rumah Sakit
Umum Daerah Haryoyo Lumajang dari bulan Januari-Desember 2015 tercatat
sebanyak 65 kasus yang mengalami fraktur kruris, dan pada bulan JanuariDesember 2016 tercatat 56 kasus yang mengalami fraktur kruris. Nyeri pada post
op fraktur dimulai dari tindakan operasi/invasif mengakibatkan inflamasi pada
jaringan sekitar, meinmbulkan stimulus nosiseptif, stimulus ditransduksikan
menjadi impuls yang dibawa ke medula spinalis,dan diproses oleh pusat menjadi
pengalaman nyeri.
Salah satu intervensi yang dapat dilakukan perawat secara independen
yaitu manajemen nyeri dengan penggunaan terapi nonfarmakologis,meliputi terapi
relaksasi, TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation), akupressur,
hypnosis, kompres (dingin dan hangat), dan terapi musik. Metode pereda nyeri
nonfarmakologis biasanya mempunyai resiko yang sangat rendah. Teknik
relaksasi merupakan latihan pernafasan yang menurunkan konsumsi oksigen,
frekuensi pernafasan, frekuensi jantung dan ketegangan otot. Teknik relaksasi
perlu di ajarkan beberapa kali agar mencapai hasil yang optimal dan perlunya
instruksi mengunakan teknik relaksasi untuk menurunkan atau mencegah
meningkatnya nyeri.
Penelitian ini menggunakan desain laporan kasus penulis mengeksplorasi
pengalaman perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada Tn. S dan Tn.
A post op fraktur kruris dengan masalah perawatan nyeri akut di RSUD dr.
Haryoto Lumajang. Partisipan dalam penyusunan studi kasus ini dengan kriteria
diagnosis post op fraktur kruris, mengalami masalah keperawatan nyeri akut,
menjalani rawat inap di ruang kenanga RSUD dr. Haryoto Lumajang, pasien post
op minimal hari ke dua, pasien sadar dan bersedia menjadi partisipan. Penelitian
ini dilakukan pada februari-maret 2018. Langkah-langkah dalam pengumpulan
data yaitu wawancara, observasi, studi dokumentasi, pemeriksaan fisik. Hasil laporan kasus yang didapatkan di ruang kenanga RSUD dr. Haryoto
Lumajang menunjukkan dua pasien mampu mengenali kapan terjadi nyeri,
mampu menggunakan tindakan penurunan nyeri tanpa analgesik, skala nyeri
menurun mencapai skala 2-4, dan ekspresi wajah membaik.
Kata kunci: Fraktur kruris, Nyeri akut, Manajemen nyeri | en_US |