dc.description.abstract | Zaman sekarang pertumbuhan penduduk meningkat sehingga ketergantungan
akan kebutuhan energi juga semakin meningkat. Meningkatnya kebutuhan energi
tidak diiringi dengan pasokan sumber daya energi konvensional.Hal ini membuat
para ilmuan berusaha mencari sumber enegi lainnya. Dengan pertimbangan energi
alternatif yaitu sumber energi yang tidak akan habis/ bisa diperbarui. Salah satunya
ialah cahaya matahari/ intensitas sinar surya. Dengan ditemukan sel surya yang
mampu mengkonversi energi intensitas cahaya matahari menjadi energi listrik
membuat para peneliti memvariasi alat tersebut guna memperbesar efisiensi.
Dari prinsip kerja sel surya tersebut menghasilkan sumber energi listrik DC
yang menjadi salah satu teori ilmiah tentang energi terbarukan. Sehingga
pengembangan penelitian sel surya berlanjut hingga sekarang. Salah satunya ialah sel
surya akan mengalami penurunan kerja apabila menjadi panas/ semakin panas.
Sehingga penurunan efisiensi tersebut akan membuat perolehan hasil energi
listriknya berkurang.
Dalam penelitian yang lain yang sudah dipraktekan oleh PLTS di negara
perairan (Jepang) telah melakukan terobosan dengan mengapungkan sel surya
diperairan seperti laut dan danau. Tentunya hal ini akan membuat sel surya menjadi
lebih dingin dan membuat efisiensinya tidak menurun. Dalam penelitian yang lain
juga didapatkan apabila sel surya disejajarkan dengan lensa fresnel. Pemberian lensa
fresnel akan membuat peningkatan intensitas cahaya yang lebih tinggi di permukaan
panel surya. Seperti cahaya matahari yang menyinari kaca pembesar(lux) sehingga
terdapat berkas cahaya yang lebih terang. Pengujian lensa fresnel dengan sel surya
merupakan cara meningkatkan intensitas cahaya yang akan jatuh ke permukaan
panel surya. Sehingga dengan dipasang lensa cembung akan membuat pemaksimalan
daya pada keluaran sel surya menjadi lebih besar dari sel surya yang tidak
menggunakan lensa cembung.
Dalam penelitian berikutnya ialah dengan menggabungkan kedua konsep
tersebut yaitu dengan merendam dasar sel surya atau mengapungkan sel surya pada
media air yang mengalir. Karena air yang mengalir akan lebih sulit menyerap kalor
meskipun kondisi lingkungan sedang panas. Kemudian sel surya tersebut ditambah
fresnel dibagian atas sejajar secara horizontal dengan sel surya berdasarkan jarak
yang telah diperhitungkan. Dari proses tersebut maka akan membuat nilai efisiensi
tegangan akan meningkat. Meskipun hal itu juga akan meningkatkan suhunya.
Berdasarkan penelitian ini didapati bahwa rata-rata terjadi peningkatan
tegangan pada panel surya yang mendapat perlakuan khusus apabila dibanding
dengan panel perlakuan yang lain. Sehingga hal ini menyimpulkan terjadi kenaikan
tegangan yang berbeda. Data tegangan yang paling besar ialah ketika pukul 11.00
WIB dilakukan pengukuran iradiasi sebesar 886 W/m2
pada lensa fresnel dan 848
W/m2
pada kondisi standar. Hal tersebut menyebabkan pada perlakukan A
menghasilkan nilai Voc sebesar 10,67 volt dengan Isc sebesar 0,41 A dan suhu 36,94
C. Pada perlakuan B menghasilkan Voc sebesar 9,83 volt dan Isc sebesar 0,42 A dan
pada perlakuan C menghasilkan Voc sebesar 9,81 volt dan Isc sebesar 0,49 A dan
suhu pada perlakuan B dan C yaitu 53,47 C. Pada perbandingan suhu terlihat bahwa
suhu A lebih rendah terhadap suhu B dan C. Hal ini dikarenakan suhu A mengalami
pendinginan oleh air mengalir. Suhu tertinggi ialah pada pukul 11.30 WIB dengan
panel B mencapai suhu sebesar 54,01C sedangkan panel A mencapai suhu 38,06 C.
Pada perlakuan berbeda tersebut dapat dikatakan bahwa dalam perbandingan
daya nampaknya mencapai titik maksimal apabila dibandingkan dengan kinerja kedua
panel tersebut, hanya saja pada panel surya dengan fresnel dan air mempunyai
tegangan yang lebih besar. Ketika kondisi berawan nilai Ir kurang lebih hampir sama
pada perlakuan radiasi matahari. Hal ini mengakibatkan nilai tegangan tidak terlalu
berbeda jauh. | en_US |