Asuhan Keperawatan Pada An.Z dan An.H Dengan Diare Dengan Masalah Keperawatan Kekurangan Volume Cairan Di RSUD dr.Haryoto Lumajang Tahun 2018
Abstract
Pada bayi usia 3 bulan membutuhkan jumlah air terbesar dibandingkan
usia bayi yang lain yaitu bayi membutuhkan air sekitar 140-160 per kg BB per
hari (ml). Sehingga, jumlah cairan yang diperlukan dan jumlah cairan yang hilang
juga lebih besar dibandingkan orang dewasa. Salah satu kehilangan cairan berasal
dari diare. Bila pada diare pengeluaran cairan melebihi pemasukan maka akan
terjadi defisit cairan tubuh, yang disebut juga dengan dehidrasi. Diseluruh dunia
terdapat kurang lebih 500 juta anak menderita diare setiap tahunnya dan 20% dari
seluruh kematian pada anak yang hidup di negara berkembang berhubungan
dengan diare serta dehidrasi.
Gambaran awal diare dimulai dengan bayi cengeng, gelisah, suhu tubuh
biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul
diare.Tinja cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. Warna tinja
semakin lama berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan
daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja semakin lama
semakin asam sebagai akibat semakin banyak asam laktat yang berasal dari
laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare. Bila pasien telah banyak
kehilangan cairan gejala dehidrasi mulai tampak; yaitu berat badan turun, turgor
berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi), selaput lendir
bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
Penelitian ini bertujuan untuk Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada
Pasien Anak Diare Dengan Masalah Keperawatan Kekurangan Volume Cairan di
Ruang Bougenville RSUD Dr. Haryoto Lumajang. Desain penelitian yang dipakai
pada karya tulis ini adalah laporan kasus.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada kedua klien diare
didapatkan 4 batasan karakteristik yang muncul dari 13 batasan karakteristik yaitu
haus, penurunan haluaran urin, kelemahan, dan membran mukosa kering sehingga
dapat diangkat masalah keperawatan kekurangan volume cairan. Intervensi
keperawatan yang dilakukan pada kedua klien adalah manajemen cairan dan
manajemen diare. Implementasi keperawatan yang dilakukan yaitu manajemen
cairan meliputi menimbang popok, memonitor status hidrasi, menjaga
intake/asupan yang akurat dan mencatat output, memberikan terapi IV.
Manajemen diare meliputi menginstruksikan kepada ibu pasien untuk mencatat
warna, volume; frekuensi; dan konsistensi tinja, mengukur diare atau output
pencernaan. Pada tahap evaluasi keperawatan, terdapat 12 kriteria hasil yang
tercapai pada kedua klien adalah membran mukosa lembab, keseimbangan intake
dan output dalam 24 jam, kulit lembab, berat badan stabil, hematokrit normal (L
40 – 54 %, P 35 – 47 %), anak tidak tampak haus, frekuensi bab menjadi normal
atau berkurang (< 4 kali/hari), konsistensi feses menjadi lunak berbentuk, bising
usus normal : 5-35 x/menit, tidak ada nyeri saat BAB, warna feses kuning
kecoklatan, tidak ada lendir dalam feses.
Untuk mencapai 3 kriteria hasil yang direncanakan pada kedua klien diare
pada anak dengan masalah keperawatan kekurangan volume cairan perlu
dilakukan perawatan selama minimal 3 hari.