Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. S Dan Tn. J Pasca Stroke Dengan Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik Di Wilayah Kerja Puskesmas Rogotrunan Kabupaten Lumajangtahun 2018
Abstract
Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit
neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara dan tepat. Stroke
merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena
terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan
kapan saja Stroke merupakan penyebab kematian terbanyak selain penyakit
jantung dan kanker. Selain itu stroke juga menjadi penyebab kecacatan terbanyak
dari seluruh kelompok panyakit akibat penurunan produktivitas kerja atau sumber
daya manusia yang pada akhirnya dapat menjadi beban sosial, baik keluarga
maupun masyarakat. Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi stroke
di Indonesia 12,1 per 1.000 penduduk. Angka itu naik dibandingkan Riskesdas
2007 yang sebesar 8,3 persen. Stroke telah jadi penyebab kematian utama di
hampir semua rumah sakit di Indonesia, yakni 14,5 persen Dari studi pendahuluan
yang saya lakukan di Puskesma Rogotrunan Kabupaten Lumajang terdapat 82
kasus stroke dari 72.886 penduduk pada tahun 2017. Dalam berbagai masalah
diatas peran perawat keluarga diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan
keluarga pasca stroke, dengan tujuan dapat memberikan penyuluhan kesehatan
tentang hambatan mobilitas fisik pada keluarga pasca stroke, keluarga dapat
membantu klien dalam menanggulangi masalah yang dihadapi, memandirikan
klien dalam beraktivitas dan dapat dijadikan pedoman langkah selanjutnya dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada klien.
Peneliti dalam penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mengeksplorasi
Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. S dan Tn. J yang Mengalami pasca Stroke
dengan Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik Di wilayah Kerja
Puskesmas Rogotrunan Lumajang Tahun 2018 dengan Menggunakan 2 partisipan.
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan asuhan keperawatan keluarga
dengan wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan pemeriksaan fisik.
Implementasi yang dilakukan pada kedua klien adalah Mengukur Tandatanda Vital, Melakukan pemeriksaan fisik secara head to toe, Mengkaji kepada
keluarga tentang perawatan keluarga pasca stroke Hasil: keluarga Tn. S dan Tn. J
tidak mampu merawat masalah kesehatan Tn. S dan Ny. M karena anggota
keluarga belum paham tentang terapi ROM. Melakukan tindakan penyuluhan
tentang Range Of Monstion:
Dari hasil tersebut diharapkan keluarga Tn. S dan Tn. J dapat
menerapkan tindakan yang diberikan pada penelitian ini dapat memberikan
pengalaman dan menambah wawasan peneliti terutama tentang asuhan
keperawatan keluarga dengan pasca stroke, serta dapat menerapkan standart
asuhan keperawatan untuk mengembangkan praktik keperawatan dan pemecahan
masalah khususnya dalam bidang atau profesi keperawatan. Pada keluarga
memberikan manfaat untuk lebih mengenal tentang pasca stroke, cara perawatan
anggota keluarga yang pasca stroke, kemudian proses penerimaan keluarga
terhadap anggota keluarga yang mengalami pasca stroke serta lebih berfokus pada
intervensi edukatif dan terapeutik serta mengembangkan 5 tugas keluarga karena
keluarga yang meneruskan tindakan keperawatan dirumah dan lebih banyak waktu
bersama pasien dirumah sehingga dengan memberdayakan keluarga dapat
melakukan tindakan keperawatan secara mandiri sesuai dengan yang di ajarkan
oleh perawat keluarga dan sesuai dengan kondisi pasien. Dan pada puskesmas
sebagai data tentang asuhan keperawatan keluarga yang mengalami pasca stroke
dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik di wilayah kerja
puskesmas rogotrunan pada tahun 2018.