Analisis Driver H-Bridge Menggunakan Relay Pada Motor BLDC Konstruksi Axial Flux (Celah Ganda)
Abstract
Dalam jaman yang modern ini, masyarakat sangat membutuhkan listrik
sebagai sumber energi. Dimana listrik ini merupakan energi sekunder yang paling
populer. Motor listrik ini juga merupakan sebuah alat pengubah energi listrik
menjadi energi mekanis. Energi mekanis ini sendiri sebagai penggerak yang
digunakan untuk berbagai macam keperluan. Perkembangan motor listrik ini
sendiri sangat pesat di dunia ini akibat terjadinya pemanasan global dan
menipisnya bahan bakar minyak dunia. Dengan berkembangnya teknologi pada
saat ini sangat memudahkan kegiatan manusia dalam melakukan kegiatankegiatan setiap harinya. Salah satu hasil dari perkembangan teknologi tersebut
yaitu motor DC. Motor DC adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik dengan tegangan searah, berbeda dengan motor AC yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dengan tegangan bolak-balik.
Motor DC ini memiliki banyak kekurangan dimana kekurangan tersebut seperti
membutuhkan perawatan yang ekstra, tidak bisa digunakan dengan kecepatan
yang tinggi karena penggunaan sikat (brush) dan juga komutator membatasi
kecepatanya, dan tidak bisa digunakan untuk aplikasi yang besar. Brush pada
motor DC ini sangat mudah rusak karena pada saat motor berputar akan timbul
arching pada brush akibat komutasi.
Dengan adanya kekurangan tersebut, maka bertambahnya jaman dan
teknologi yang semakin maju maka banyak orang yang mengembangkan berbagai
macam cara untuk memperbaiki kekurangan tersebut, dengan cara tanpa
menggunakan sikat (brush). Hal ini dapat memperbaiki efisiensi dan dapat
meningkatkan kecepatan dari motor DC yang awalnya dibatasi oleh adanya sikat
(brush). Motor yang tanpa menggunakan sikat (brush) dikenal dengan nama
motor BLDC. Motor BLDC (Brushless Direct Current) adalah sebuah mesin
listrik berputar, dimana stator merupakan belitan stator tiga fasa seperti motor
induksi, dan rotor terdapat magnet permanen dipermukaannya. Motor BLDC
setara dengan motor DC dengan komutator terbalik, dimana magnet berputar
sedangkan komutator tetap diam. Dalam motor BLDC, pembalikan polaritas
dilakukan oleh transistor switching untuk mensinkronkan dengan posisi rotor.
Pada penelitian ini, akan dilakukan pengujian dengan menggunakan dua
buah relay sebagai pengganti dari rangkaian H-Bridge yang menggunakan
transistor. Dengan menggunakan dua buah relay tersebut, diharapkan driver relay
tersebut dapat membuat motor bekerja terus menerus meskipun kecepatan yang
dihasilkan kecil. Sensor yang digunakan pada driver relay tesebut yaitu
menggunakan sensor Hall Effect. Tujuan utama dari penelitian ini yaitu
membandingkan performa driver yang semula menggunakan rangkaian H-Bridge
dengan empat buah transistor dan rangkaian pembalik (inverter) sebelum masuk
ke rangkaian utama transistor. Motor BLDC (Brushless Direct Current) memiliki
tiga jenis motor berdasarkan banyaknya fasa yang digunakan, antara lain motor
BLDC 1 fasa, 2 fasa, dan 3 fasa. Dari ketiga jenis motor BLDC tersebut, pada
penelitian ini menggunakan motor BLDC satu fasa dengan enam buah magnet
permanen pada rotornya, pada stator menggunakan enam buah kumparan, dengan
posisi tiga buah kumparan diatas rotor dan tiga buah kumparan dibawah rotor.
Dengan konstruksi tersebut maka motor BLDC yang dibuat memiliki celah ganda.
Sedangkan sensor Hall Effect tersebut merupakan sensor magnet yang
keluarannya dihasilkan berupa pulsa-pulsa yang digunakan sebagai masukan pada
rangkaian driver. Sensor Hall Effect ini akan bekerja ketika kutub utara sensor
Hall Effect bertemu dengan magnet yang berkutub utara maka kumparan akan
bersifat positif. Sedangkan ketika kutub utara sensor Hall Effect bertemu dengan
magnet yang berkutub selatan maka kumparan akan bersifat negatif sehingga
tidak menghasilkan tegangan
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]