Peran Instruktur Program Mobile Training Unit Terhadap Keberdayaan Peserta Pelatihan Budidaya Jamur di UPT Pelatihan Kerja Kabupaten Jember
Abstract
UPT Pelatihan Kerja Kabupaten Jember merupakan lembaga yang
bergerak di bidang pendidikan non formal yakni pelatihan. Salah satu program
pelatihan yang diselenggarakan adalah Mobile Training Unit kejuruan Budidaya
Jamur. Berdasarkan studi pendahuluan selama di lapangan, peneliti menemukan
permasalahan bahwa Desa Kasemek merupakan wilayah dengan tingkat
pengangguran yang tinggi dan pendapatan yang masih rendah. Menurut Diknas
Pendidikan Kecamatan Tenggarang (dalam Statistik Kecamatan Tenggarang tahun
2015), jumlah murid SD, dan SMP mengalami penurunan 2,53% dan 4,39%
dibandingkan tahun sebelumnya, ini tentunya menunjukkan bahwa kesadaran
masyarakat akan pentingnya pendidikan masih rendah, dengan kata lain
sumberdaya manusia masih rendah. Berdasarkan kenyataan tersebut peneliti
tertarik untuk meneliti di Desa Kasemek karena salah satu faktor penting dalam
upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan. Salah satu
cara untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat dengan tersedianya instruktur
yang berkualitas. Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah penelitian
ini adalah bagaimana peran instruktur program Mobile Training Unit terhadap
keberdayaan peserta pelatihan budidaya jamur di UPT Pelatihan Kerja Kabupaten
Jember? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran
instruktur program Mobile Training Unit terhadap keberdayaan peserta pelatihan
budidaya jamur di UPT Pelatihan Kerja Kabupaten Jember. Adapun manfaat dari
penelitian ini adalah dapat mengembangkan pengetahuan dan menambah
wawasan dalam cakupan peran instruktur program Mobile Training Unit.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Tempat
penelitian adalah di Desa Kasemek yang merupakan salah satu desa binaan dari
UPT Pelatihan Kerja. Penentuan daerah menggunakan metode purposive area.
Teknik penentuan informan menggunakan teknik snowball sampling. Dalam pengumpulan datanya peneliti menggunakan 3 teknik yaitu wawancara, observasi
dan dokumentasi. Supaya kepercayaan terhadap data menjadi tinggi digunakan
beberapa teknik keabsahan data yakni perpanjangan penelitian, peningkatan
ketekunan, dan triangulasi. Dalam penelitian ini peneliti memakai triangulasi
sumber dan triangulasi teknik. Analisis data menggunakan analisis model Miles
dan Huberman yakni reduksi data, penyajian data, dan mengambil kesimpulan
atau verifikasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran instruktur program Mobile
Training Unit terhadap keberdayaan peserta pelatihan budidaya jamur di UPT
Pelatihan Kerja Kabupaten Jember yaitu Kemampuan memahami diri dan potensi
peserta pelatihan disesuaikan dengan kemampuan melihat potensi yang dimiliki
dan melakukan pekerjaan dan tugasnya dengan baik dalam proses pelatihan.
Kemampuan merencanakan diri dan mengarahkan diri yang dikembangkan dalam
pelatihan ini adalah membantu mengarahkan dan merencanakan tahap-tahap
wirausaha yang perlu dilakukan oleh peserta pelatihan, selain itu instruktur terus
memberi motivasi agar peserta pelatihan budidaya jamur program Mobile
Training Unit dapat berkembang dalam membuka usaha bisnis jamur. Dari
keseluruhan peran instruktur yang dilakukan yakni fasilitasi dan edukasi berperan
terhadap peningkatan keberdayaan peserta pelatihan. Fasilitasi dan edukasi perlu
dioptimalkan agar peserta pelatihan dapat mengembangkan potensi dasar yang
dimilikinya dan termotivasi untuk membuka wirausaha dibidang jamur baik
secara mandiri ataupun usaha bersama.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diolah maka dapat disimpulkan
bahwa adanya peran instruktur program Mobile Training Unit terhadap
keberdayaan peserta pelatihan budidaya jamur yaitu instruktur program Mobile
Training Unit mempunyai peranan dalam meningkatkan pemahaman diri dan
potensi diri; kemampuan merencanakan dan mengarahkan diri dalam membuka
wirausaha budidaya jamur. Saran yang diberikan peneliti untuk instruktur
hendaknya melakukan evaluasi dan tindak lanjut yang jelas bagi peserta pelatihan
Mobile Training Unit yang kurang memaksimalkan hasil pelatihan yang ditinggal
sehingga kedepannya program Mobile Training Unit semakin optimal.