dc.description.abstract | Tingginya prevalensi katarak pada kelompok petani berhubungan dengan
resiko yang lebih besar untuk menderita katarak akibat bekerja di bawah sinar
matahari langsung, ditambah dengan kesadaran masyarakat untuk mengakses
pelayanan kesehatan yang masih kurang (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2014). Belum lagi dengan rendahnya penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD), sehingga dapat berisiko terpapar sinar matahari dan menyebabkan trauma
pada mata. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Tana (2006) yang
menyebutkan bahwa hanya sebesar (7,1%) dari petani yang memakai alat pelindung
cukup baik kaitannya dengan katarak.
Di Indonesia katarak umumnya diderita pada usia lanjut, namun sebanyak
16-20% penyakit katarak telah dialami oleh penduduk Indonesia pada usia 40-54
tahun (Departemen Kesehatan RI, 2008). Upaya untuk mencegah atau
memperlambat proses terjadinya katarak salah satunya melalui intervensi pada
faktor resiko katarak. Pentingnya pemberian intervensi terhadap faktor resiko
terjadinya katarak karena, masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang
katarak. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan sebanyak 75% dari 20
responden tidak mengetahui faktor resiko yang dapat menyebabkan penyakit
katarak.
Salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan
adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan mengenai pencegahan penyakit
katarak. Metode yang digunakan adalah dengan menggabungkan metode ceramah
untuk memberikan pendidikan kesehatan dan diskusi berupa tanya jawab. Dengan
x
mengkombinasikan dua metode sekaligus akan lebih efektif dari pada hanya
menggunakan satu metode saja. Metode yang dapat digunakan dalam pendidikan
kesehatan dan sekaligus bisa untuk mengukur pengetahuan seseorang salah satunya
yaitu dengan mengunakaan metode ceramah dan diskusi (Notoadmodjo, 2010).
Menurut Notoatmodjo (2005) mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu umur, intelegensi, lingkungan, sosial budaya, pendidikan dan
informasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian pendidikan
kesehatan metode ceramah dan diskusi terhadap tingkat pengetahuan pencegahan
penyakit katarak pada kelompok tani di Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan Kabupaten
Jember. Metode yang digunakan yaitu quasy experimemental design dengan
pendekatan pre-post test control group design. Instrument yang digunakan untuk
mengukur tingkat pengetahuan adalah kuesioner tingkat pengetahuan pencegahan
penyakit katarak, yang sudah dilakukan uji validitas dan reabilitas. Analisis data yang
digunakan adalah analisis univariat dan bivariat, analisis bivariat menggunakan uji
statistik non parametric yaitu uji wilcoxon dan uji mann whitney yang diuji
menggunakan SPSS 16 for windows.
Hasil uji univariat untuk karakteristik responden menunjukkan rata-rata usia
responden pada kelompok perlakuan yaitu 55.00 tahun, median 54.50 dengan standar
deviasi 7.833 sedangkan rentang usia minimum dan maksimum antara 40 sampai 70
tahun. Untuk kelompok kontrol rata-rata usia responden 55.95 tahun, dengan nilai
median 54.50 dan standar deviasi 7.647, sedangkan rentang usia minimum dan
maksimum antara 45 sampai 73 tahun. jenis kelamin responden didominasi laki – laki
yaitu berjumlah 33 orang (14 orang pada kelompok perlakuan dan 19 orang pada
kelompok kontrol) sedangkan jumlah responden perempuan 3 responden (2 orang
kelompok perlakuan dan 1 orang kelompok kontrol). Untuk jumlah responden
berdasarkan pendidikan terakhir, sebagian besar memilki tingkat pendidikan terakhir
Sekolah Dasar dengan total 19 orang (9 orang pada kelompok perlakuan dan 10 orang
pada kelompok kontrol). Sedangkan lainnya memiliki pendidikan terakhir yaitu tidak
xi
tamat sekolah, SMP dan SMA. Jumlah responden berdasarkan sumber mendapatkan
informasi mengenai pencegahan penyakit katarak sebanyak 33 orang menyatakan
tidak pernah mendapatkan informasi mengenai pencegahan penyakit katarak
sebelumnya (16 orang pada kelompok perlakuan dan 17 orang pada kelompok
kontrol), sedangkan lainnya ada yang pernah mendapat informasi dari media
elektronik, tenaga kesehatan dan lain – lain.
Berdasarkan analisa bivariat, kelompok kontrol tidak menunjukkan adanya
perubahan nilai median yang signifikan dimana didapatkan nilai median pretest 9.25
dan nilai median posttest 9.50, sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan anatara
pengukuran pretest dan posttest pada kelompok kontrol (0.166). Terjadi peningkatan
nilai median dari pretest 9.00 menjadi 12.00 ketika posttest, sehingga ada perubahan
yang signifikan pada pengukuran pretest dan posttest pada kelompok intervensi (p value =
0,001). Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah diberikan pendidikan
kesehatan metode ceramah dan diskusi (p value = 0,001) sehingga pendidikan kesehatan
memiliki pengaruhyang signifikan terhadap tingkat pengetahuan pencegahan penyakit
katarak.pada kelompok tani di Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember.
Kesimpulan penelitian ini adalah terjadi perubahan tingkat pengetahuan
sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok perlakuan.
Meningkatnya pengetahuan responden secara signifikan karena tingkat keberhasilan
penyampaian suatu informasi dapat dipengaruhi oleh metode yang tepat, pengausaan
materi, informasi yang dikemas secara menarik dan santai, media yang digunakan,
pengalaman responden serta suasana pemberian sosialisasi yang kondusif. | en_US |