dc.description.abstract | Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga
menganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Muntah
yang terus menerus yang dialami ibu hamil tiap kali minum maupun makan,
mengakibatkan tubuh ibu menjadi sangat lemah. Mual muntah yang berlebihan
juga berdampak pada gangguan aktivitas dan bahkan dapat membahayakan hidup
ibu hamil.
Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah
studi kasus, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi asuhan keperawatan
pada pasien hiperemesis gravidarum dengan masalah keperawatan intoleransi
aktivitas. Penelitian ini melibatkan dua partisipan ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum dan memiliki masalah keperawatan intoleransi aktivitas
di Ruang Teratai RSUD dr.Haryoto Lumajang. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi.
Dari hasil pengkajian pada kedua pasien didapatkan bahwa pada data
subyektif pada Ny.S mengatakan bahwa tubuhnya lemas dan pusing jika dibuat
berdiri sedangkan pada Ny.W pasien mengatakan merasa tubuhnya lemas seperti
tidak mempunyai otot dan pusing jika dibuat berjalan. Berdasarkan pengkajian
didapatkan diagnosa utama yaitu intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan
kelemahan. Dari diagnosa keperawatan yang muncul intervensi yang dapat
dilakukan pada kedua pasien disesuaikan dengan kondisi klinis masing-masing
pasien yang mengacu pada intervensi menurut Wilkinson 2016.
Implementasi yang dapat dilakukan untuk pasien hiperemesis gravidarum
dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas antara lain menentukan
keletihan, mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk berpindah dari tempat tidur,
xi
memantau respon nutrisi untuk memastikan sumber-sumber energi yang adekuat,
dan mengevaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas.
Evaluasi keperawatan dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas pada
kedua pasien yaitu, pada Ny.S masalah keperawatan belum teratasi pada hari ke-3
dikarenakan pasien masih merasa tubuhnya lemas dan memiliki penyakit penyerta
yaitu asma sedangkan untuk Ny.W masalah teratasi pada hari ke-3 dikarenakan
pasien sudah boleh pulang dan pasien sudah bisa beraktivitas sendiri tanpa
bantuan keluarga ataupun perawat.
Bagi pasien dan keluarga dengan adanya penelitian keluarga mengerti
tentang cara perawatan pada pasien hiperemesis gravidarum yang mengalami
masalah keperawatan intoleransi aktivitas. Penelitian ini juga memberikan
informasi mengenai gangguan yang terjadi selama kehamilan yaitu hiperemesis
gravidarum, dan sebagai sumber referensi tentang asuhan keperawatan pada
pasien hiperemesis gravidarum serta sebagai revisi pada penelitian yang akan
dilakukan dimasa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan asuhan
keperawatan pada pasien hiperemesis gravidarum | en_US |