Evaluasi Penggunaan Antibiotik dengan Metode ATC/DDD pada Pasien Anak Rawat Inap di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar
Abstract
Infeksi merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah di dunia
kesehatan. Salah satu penyebab infeksi yang paling sering yaitu bakteri, dimana
keadaan ini dapat diatasi dengan pemberian antibiotik. Dengan terjadinya infeksi,
maka antibiotik merupakan agen terapeutik yang paling banyak diresepkan,
dimana peresepannya tidak hanya untuk pasien dewasa namun juga untuk pasien
anak. Tingginya peresepan antibiotik pada pasien anak berpotensi untuk
menimbulkan penggunaan antibiotik yang tidak bijak. Adanya penggunaan
antibiotik yang tidak bijak tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya resistensi.
Dalam rangka mengendalikan angka kejadian resistesi terhadap antibiotik di suatu
rumah sakit, maka dapat dilakukan evaluasi terhadap penggunaan antibiotik.
Evaluasi secara kuantitatif dapat dilakukan dengan metode ATC/DDD yang
bertujuan untuk mengevaluasi jenis dan jumlah antibiotik yang digunakan yang
nantinya dapat digunakan sebagai pengendalian penyakit infeksi di masa depan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pada pasien anak rawat
inap di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar periode Agustus–Oktober 2017, profil
penggunaan antibiotik pada pasien anak rawat inap di RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi Blitar periode Agustus–Oktober 2017, dan kuantitas penggunaan
antibiotik pada pasien anak rawat inap di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar
periode Agustus–Oktober 2017.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan desain crosssectional
yang bersifat retrospektif. Teknik pengambilan sampling yang
digunakan yaitu consecutive sampling. Sampel diperoleh dari bagian rekam medis
pasien anak rawat inap di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar periode Agustus–
Oktober 2017. Dari 287 data rekam medis didapatkan 129 data rekam medis yang
memenuhi kriteria inklusi. Analisis data yang digunakan yaitu teknik deskriptif
dan perhitungan nilai DDD/100 patient-days.
Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik pasien anak yang menjalani
rawat inap didominasi oleh pasien berjenis kelamin laki-laki dengan usia pasien
mayoritas 1 bulan-2 tahun. Sementara diagnosa penyakit pasien anak mayoritas
diarrhoea and gastroenteritis of presumed infectious origin dengan status pasien
anak mayoritas BPJS. Sedangkan kuantitas penggunaan antibiotik setelah
dilakukan evaluasi dengan metode ATC/DDD didapatkan hasil nilai total
DDD/100 patient-days sebesar 47,3. DDD terbesar pada penggunaan antibiotik
ampisilin dengan nilai DDD/100 patient-days sebesar 30,0 dan nilai DDD/100
patient-days terendah yaitu sefuroksim dan eritromisin sebesar 0,2. Nilai
DDD/100 patient days tersebut dapat digunakan sebagai gambaran kuantitas
penggunaan antibiotik pada pasien anak rawat inap di RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi Blitar.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]