dc.description.abstract | Proses berpikir seseorang akan datang apabila terdapat suatu keinginan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Pada kehidupan sehari-hari persoalan matematika sering ditemukan, misalnya persoalan yang membutuhkan penyelesaian dengan kemampuan geometri. Soal akan menjadi masalah apabila soal tersebut menyatakan unsur tantangan dan bukan merupakan prosedur rutin yang biasa diselesaikan oleh peserta. Menurut Sunardi (2000), level berpikir siswa SLTP di Jember secara umum adalah level visualisasi, analisis dan deduksi informal. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan proses berpikir siswa dalam menyelesaikan soal berpikir tingkat tinggi materi bangun datar dengan menerapkan model pembelajaran kolaboratif di MTs Satu Atap Silo daerah perkebunan kopi. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan dalam memberikan referensi pembelajaran yang tepat bagi siswa. Pengambilan data penelitian dilakukan menggunakan metode tes dan wawancara di kelas VIII-B MTs Satu Atap Silo yang berjumlah 23 siswa dengan memberikan tes berupa LKS terkait dengan kemampuan berpikir siswa dalam geometri sesuai pembelajaran kolaboratif. Pada proses pembelajaran kolaboratif dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa tiap kelompok. Setiap kelompok mendapat LKS yang harus dikerjakan secara kolaboratif agar semua anggota saling berperan aktif dalam menyalurkan pengetahuan dan memberikan pendapat dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Pada masing-masing kelompok dipilih satu perwakilan secara acak untuk melakukan tahap wawancara dengan tujuan untuk mengetahui proses berpikir siswa dalam menyelesaikan soal berpikir tingkat tinggi dalam materi bangun datar.
Berdasarkan hasil penelitian semua kelompok telah melakukan proses pembelajaran secara kolaboratif untuk dapat menyelesaikan soal yang terdapat dalam LKS. Berdasarkan data yang didapat yakni dari data hasil tes dan wawancara di dapatkan proses berpikir siswa menurut van Hiele dari 4 siswa didapatkan 3 siswa pada level analisis dan 1 siswa pada level deduksi informal. Berdasarkan hasil data diatas dapat disimpulkan bahwa siswa pada level analisis dalam menyelesaikan soal terkait tentang identifikasi sifat-sifat bangun datar menunjukkan siswa dalam menjawab penuh dengan ketelitian hal itu ditunjukkan dengan memeriksa informasi, mengurai informasi serta mengenali hubungan dari tiap informasi yang ditemukan dengan menggunakan sifat-sifat bangun datar, sehingga terkadang terdiam sesaat sebelum menjawab dengan yakin dan hasil yang tepat. Proses berpikir siswa level analisis dalam menyelesaikan soal terkait tentang hubungan antara bangun datar segiempat menunjukkan siswa dalam menjawab dengan spontan dan yakin baik salah maupun benar meskipun siswa telah memeriksa informasi, mengurai informasi namun siswa belum mampu untuk mengenali hubungan dari tiap informasi yang ditemukan dengan menggunakan sifat-sifat bangun datar Siswa pada level deduksi informal dalam menyelesaikan soal terkait tentang identifikasi sifat-sifat bangun datar menunjukkan siswa dalam menjawab penuh dengan ketelitian hal itu ditunjukkan dengan memeriksa informasi, mengurai informasi serta mengenali hubungan dari tiap informasi yang ditemukan dengan menggunakan sifat-sifat beberapa bangun datar, sehingga terkadang terdiam sesaat sebelum menjawab dengan yakin dan hasil yang dituliskan tepat dan lengkap. Proses berpikir siswa level deduksi informal dalam menyelesaikan soal terkait tentang hubungan antara bangun datar segiempat menunjukkan siswa dalam menjawab dengan spontan dan yakin benar dengan siswa telah memeriksa informasi, mengurai informasi namun siswa belum mampu untuk mengenali hubungan dari tiap informasi yang ditemukan dengan menggunakan sifat-sifat beberapa bangun datar segiempat. Proses berpikir siswa level deduksi informal mampu memberikan definisi dari macam-macam bangun datar segiempat berdasarkan sifat-sifat yang telah diidentifikasi. | en_US |