Efektifitas Model Pembelajaran Discovery Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kreatif Mahasiswa dalam Menyelesaikan Masalah Pemodelan Matematika Bilangan 2-Koneksi Pelangi Berdasarkan Metakognisi
Abstract
Penelitian tentang efektifitas model pembelajaran discovery based learning untuk meningkatkan keterampilan berfikir kreatif mahasiswa dalam menyelesaikan masalah pemodelan matematika bilangan 2-koneksi pelangi berdasarkan metakognisinya menghasilkan subjek dai 48 mahasiswa. Hasil belajar mahasiswa adalah nilai pre-test dan post-test. Pre-test pada kelas eksperimen memiliki mean 59,38 dan pada kelas kontrol 48,29. Kelas kontrol ada 21 mahasiswa yang didapatkan dengan kategori sedang dan 3 mahasiswa dengan kategori rendah masing-masing mempunyai nilai K19 = 50, K21 = 45 dan K22 = 50. Untuk kelas eksperimen ada 3 mahasiswa yang didapatkan dengan kategori tinggi masing-masing mempunyai nilai E9= 80, E22= 80 dan E23= 80, ada 13 mahasiswa yang didapatkan dengan kategori sedang dan 8 mahasiswa dengan kategori rendah. Pada saat post tes mean pada kelas eksperimen adalah 65,10 dan kelas kontrol adalah 53,85 akan tetapi pada pre tes untuk Sig.(2-tailed) sebesar 0,894 dan pada post tes Sig.(2-tailed) sebesar 0.000 ini mengindikasikan adanya peningkatan keterampilan berfikir kreatif yang disebabkan oleh model pembelajaran discovery based learning. Berdasarkan data hasil kuantitatif pada nilai post test mahasiswa, model pembelajaran discovery based learning meningkatkan keterampilan berfikir kreatif pada kelas eksperimen.
Potret fase atau alur berfikir dan hasil wawancara mahasiswa tingkat keterampilan berfikir. Dari satu subjek dengan kemampuan metakognisi tinggi keterampilan berfikir kreatif subjek 1 ini memenuhi pada keempat aspek serta pengetahuan procedural dan pengetahuan kondisional baik karena dapat menyatakan, mendemonstrasikan, serta mengetahui baik tentang kemampuan yang dimiliki. Selain itu mahasiswa dapat merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi hasil temuannya dengan baik terbukti dari hasil temuannya dapat dikembangkan. Ada dua mahasiswa dengan kemapuan metakognisi sedang keterampilan berfikir kreatif mereka memenuhi tiga aspek serta pengetahuan 75 procedural dan pengetahuan kondisional kedua mahasiswa cukup baik karena mereka dapat menyatakan, mendemonstrasikan serta mengetahui dengan baik tentang kemapuan yang mereka miliki. Tetapi mahasiswa belum dapat merencanakan, memonitor dan mengevaluasi hasil temuannya dengan baik. Ada dua mahasiswa dengan kemampuan metakognisi rendah keterampilan berfikir kreatif mahasiswa memenuhi dua aspek serta pengetahuan procedural dan pengetahuan kondisional dua mahasiswa tersebut kurang baik.