Perilaku Penyalahgunaan Napza di Kalangan Remaja (Studi Kualitatif pada Remaja Usia 10-19 Tahun di Kabupaten Jember)
Abstract
Penyalahgunaan NAPZA merupakan suatu ancaman yang dapat menghancurkan generasi muda. Sampai saat ini belum semua orang memiliki kesadaran untuk memerangi penyalahgunaan NAPZA disebabkan masih kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penyalahgunaan NAPZA. Hasil survei yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional pada tahun 2013 tentang NAPZA di Indonesia telah mencapai 2,2% dari penduduk usia 10-19 tahun. Jumlah penyalahguna NAPZA di kalangan remaja di Kabupaten Jember khususnya pelajar dan mahasiswa diperkirakan lebih dari 500 orang. Hal ini akan berakibat pada semakin menurunnya kualitas remaja sebagai generasi penerus bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku penyalahgunaan NAPZA di kalangan remaja usia 10-19 tahun. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan kunci pada penelitian ini adalah staf Kepolisian Resor. Informan utama merupakan remaja yang masih aktif menyalahgunakan NAPZA pada usia 10-19 tahun. Informan tambahan adalah merupakan teman/sahabat dekat dengan informan utama. Teknik pengumpulan dta yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi partisipasi pasif, dokumentasi, dan triangulasi tehnik. Instrumen atau alat penelitian pada penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Teknik penyajian data pada penelitian ini adalah dalam bentuk urain kata dan kutipan langsung dari informan yang disesuaikan dengan bahasa dan pandangan informan. Karakteristik informan sebagian besar masih di bangku SMP pada saat menyalahgunakan NAPZA, dan rata-rata berumur16-18 tahun informan yang menggunakan NAPZA. pengetahuan informan mengenai NAPZA masih tergolong x cukup rendah hanya satu informan yang mengetahui NAPZA, tetapi informan mengetahui ciri-ciri seseorang yang menggunakan NAPZA dan informan juga mengetahui bahwa dampak dari penyalahgunaan NAPZA dapat menyebabkan kecanduan sulit untuk berhenti. Informan merasa senang ketika menggunakan NAPZA, informan juga merasa takut jika ada temannya yang meninggal karena NAPZA. Informan mengatakan alat yang digunakan untuk mendapatkan dan mengajak teman-temannya untuk menggunakan NAPZA biasanya whatsapp, short massage service yang biasa digunakan. Mayoritas informan terpebgaruh ajakan teman untuk menyalahgunakan NAPZA, karena disini teman yang sangat berperan penting terjadinya penyalahgunaan NAPZA pada informan. Diperlukan saran bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan agar selalu memberikan informasi terkait bahaya NAPZA terutama pada remaja yang masih berada dibangku sekolah, dengan memasukan pelajaran bahaya NAPZA di salah satu kegiatan belajar mengajar, bagi Kapolre Jember selalu menghimbau masyarakat untuk memerangi penyebaran NAPZA di masyarakat dan aktif memberikan informasi terkait bahaya NAPZA terutama bagi remaja usia 10-19 tahun. Bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti perilaku penyalahgunaan NAPZA di kalangan remaja usia 10-19 tahun, perlu dikembangkan lagi yang membahas dampak bagi pengguna.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]