dc.description.abstract | Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada guru matematika
kelas VII SMP Negeri 14 Jember, metode pembelajaran yang sering digunakan
adalah metode ceramah. Pembelajaran tersebut masih berorientasi pada guru yaitu
guru menerangkan dan siswa hanya mendengarkan saja. Selain itu siswa kurang aktif
dalam pembelajaran. Karena kurangnya partisipasi dan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran menyebabkan hasil belajar siswa rendah dan ketuntasan hasil belajar
siswa di bawah SKM (Standar Ketuntasan Minimal). Dari hasil observasi didapatkan
hasil belajar matematika siswa di kelas VII-A masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh
data kelas, yakni 20,36% siswa dari 8 siswa yang dikatakan tuntas dan 79,64% atau
30 orang siswa yang tidak tuntas. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan
tersebut perlu diterapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa dan ketuntasan hasil belajar siswa. Salah satu pembelajaran matematika
yang diharap dapat memenuhi hal tersebut adalah pembelajaran matematika realistik.
Tujan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pelaksanaan pembelajaran
matematika realistik, aktivitas siswa dan ketuntasan hasil belajar siswa dengan
pembelajaran matematika realistik pada sub pokok bahasan belah ketupat. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas VII-A SMP Negeri 14 Jember semester genap tahun
pelajaran 2011/2012.
Pengambilan data dimulai pada tanggal 12 Januari 2012 sampai dengan 02
Februari 2012. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Model skema
yang digunakan adalah model skema penelitian Hopkins. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara, tes dan
dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran matematika realistik
pada sub pokok bahasan belah ketupat kelas VII SMP Negeri 14 Jember semester
genap tahun pelajaran 2011/2012 dilaksanakan langkah-langkah yang disesuaikan
dengan pembelajaran matematika realistik yaitu (1) memahami masalah kontkstual,
(2) menjelaskan masalah kontekstual, (3) menyelesaikan masalah kontekstual, (4)
membandingkan jawaban siswa, dan (5) menyimpulkan. Dalam pelaksanaannya
terdapat kekurangan pada pembelajaran pertama dam pembelajaran kedua. Pada
pembelajaran pertama guru tidak dapat menjalankan skenario pembelajaran secara
optimal, karena siswa kurang terbiasa dengan pembelajaran yang dilaksanakan.
Karena keterbatasan waktu pembelajaran pertama belum terselesaikan sehingga
dilanjutkan pada pembelajaran kedua. Pada pembelajaran kedua, guru kurang
membimbing siswa pada saat kerja kelompok karena pembelajaran 2 merupakan
lanjutan dari pembelajaran 1 akibatnya aktivitas siswa dalam matematisasi konseptual
dan dalam membuat model menjadi rendah. Sedangkan pada pembelajaran 3 dan 4
aktivitas guru sudah mencapai kriteria sangat aktif yaitu sebesar 95,83% sehingga
menjadikan persentase semua aktivitas siswa termasuk kriteria aktif. Semakin
meningkatnya aktivitas siswa dari pembelajaran I hingga pembelajaran IV
dikarenakan siswa dilibatkan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran matematika realistik. Sedangkan untuk ketuntasan hasil
belajar siswa siklus I, secara klasikal sebesar 36,84% dan semakin meningkat di
siklus II menjadi 73,68%.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran
matematika realistik cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi belah ketupat. Hal ini terlihat dari peningkatan persentase aktivitas dan
ketuntasan hasil belajar matematika di kelas pada tiap siklusnya. | en_US |