dc.description.abstract | Hidup dengan diabetes mengakibatkan stres pada seseorang yang disebabkan karena semua waktu pasien DM digunakan untuk perawatan diabetes, sehingga mengakibatkan dampak emosional. Respon emosional yang dialami oleh pasien DM terhadap ancaman penyakit yang dapat mengubah kehidupannya dikatakan sebagai diabetes distress. Pengelolahan penyakit diabetes melitus berlangsung lama sepanjang usia individu, sehingga penyesuaian diri diperlukan dengan teknik manajemen diri. Penyesuaian diri pada pasien DM dipengaruhi oleh pandangan dirinya terhadap integritas diri, regulitas diri dan resiliensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan resiliensi dengan diabetes distress pada pasien DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan cara consecutive sampling. Sampel yang diperoleh sebanyak 84 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner resilience scale untuk mengukur resiliensi dan kuesioner Diabetes Distress Scale (DDS) untuk mengukur diabetes distress. Analisis data menggunakan uji statistik spearman rank dengan tingkat singnifikansi 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa resiliensi pasien DM tipe 2 memiliki nilai median sebesar 91 dengan nilai minimal 67 dan nilai maksimal 114. Indikator existential aloness memiliki nilai rerata tertinggi yaitu sebesar 5,23, sedangkan indikator dengan nilai terendah yaitu 4,26 terdapat pada indicator meaningfulness. Nilai median diabetes distress didapatkan sebesar 2,06 dengan nilai minimal 1,53 dan nilai maksimal 3,53. Indikator beban emosi dengan nilai rerata 2,98 merupakan indikator yang memiliki nilai tertinggi. Indikator dengan nilai rerata paling rendah 1,27 terdapat pada indikator distress terkait dengan tenaga kesehatan. Hasil uji statistik menggunakan spearman rank menunjukkan terdapat hubungan yang signifikaan antara resiliensi dengan diabetes distress pada x pasien DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember dengan nilai p value yaitu 0,001 dan nilai r yaitu -0,525. Hal tersebut menunjukkan bahwa korelasi bersifat negatif dengan nilai kekuatan sedang yang berarti semakin tinggi nilai resiliensi maka semakin rendah nilai diabetes distress yang dialami oleh pasien DM tipe 2. Resiliensi merupakan suatu kapasitas individu dalam bertahan pada situasi stres sehingga apabila individu dikatakan resilien, maka individu tersebut menemukan cara untuk bertahan dan menyesuaikan dirinya meskipun berada dalam keadaan yang sangat sulit. Resiliensi dapat melindungi dari efek diabetes distress, sumber daya resiliensi berguna dalam intervensi perilaku kognitif dalam mengatasi stres. Resiliensi berfungsi sebagai pelindung individu dari dampak stress yang negatif. Resilensi yang tinggi penting untuk individu dengan DM tipe 2 untuk mengembangkan kehidupan yang lebih positif sehingga individu dengan DM tipe 2 menjadi lebih terarahkan terhadap perawatan diabetes. Kesimpulan dari penelitian ini ialah terdapat hubungan yang signifikan antara resiliensi dengan diabetes distress pada pasien DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember. Tenaga kesehatan khususnya perawat diharapkan dapat mengkaji resiliensi pasien DM tipe 2 dengan tujuan untuk mencegah diabetes distress sehingga pengelolaan penyakit menjadi lebih optimal. | en_US |