Optimasi Konsentrasi Etil Selulosa dan Lama Pengadukan dalam Preparasi Hollow Microspheres Ketoprofen
Abstract
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degeneratif yang menyerang pada bagian sendi dapat menyebabkan kerusakan kartilago sendi. Bagian organ tubuh yang sering terkena seperti panggul, lutut, dan pergelangan kaki. Salah satu obat yang dapat digunakan untuk terapi steoatritis adalah ketoprofen. Ketoprofen merupakan golongan obat Anti Inflamasi Non-Steroid (AINS) yang termasuk kelompok asam organik yang memiliki efek terapi analgesik, anti-inflamasi dan antipiretik yang bekerja dengan menghambat kedua enzim siklooksigenase COX 1 dan COX 2 secara non selektif yang dihasilkan dalam inhibisi sintesis prostaglandin. Ketoprofen termasuk dalam BCS kelas II, yaitu bahan obat memiliki permeabilitas baik dengan kelarutan yang rendah. Kelarutan yang rendah dapat membuat nilai disolusi yang buruk dan bioavailabilitas yang tidak dapat diprediksi. Ketoprofen memiliki waktu paruh eliminasi yang pendek 1- 3 jam menyebabkan obat lebih cepat dieliminasi dari sirkulasi sistemik dan mengakibatkan pemberian obat secara berulang untuk mempertahankan konsetrasi obat yang efektif dalam sirkulasi sistemik sehingga hal tersebut membuat kepatuhan berkurang, selain itu pemberian dosis yang berulang dapat menimbulkan fluktuasi konsentrasi plasma dalam obat yang dapat menimbulkan efek samping pada gastrointestinal selama terapi dilakukan. Upaya untuk memperpanjang waktu paruh obat dan mengurangi efek samping yang kurang baik utamanya di gastrointestinal dapat ditangani dengan pengembangan sistem pelepasan obat terkontrol, salah satunya hollow microspheres. Sistem pelepasan obat terkendali ini dibuat untuk obat dengan waktu paruh pendek, mengurangi fluktuasi pemberian obat dan mengurangi efek samping pada gastrointestinal. Hollow microspheres merupakan sistem penghantaran obat terkendali berbentuk mikropartikel bola kosong tanpa inti dengan ukuran ideal kurang dari 200 μm. Hollow microspheres memiliki berat jenis lebih rendah dari pada cairan lambung sehingga dapat mengapung di lambung dengan waktu yang lama, tanpa mempengaruhi tingkat pengosongan lambung. Metode yang digunakan untuk preparasi hollow microspheres adalah metode emulsion solvent evaporation karena ukuran partikel lebih mudah dikontrol, namun dalam penggunaan metode ini beberapa variabel harus diperhatikan seperti jenis pelarut, volume pelarut dan laju pelepasan obat dari microspheres. Pada preparasi hollow microspheres ini menggunakan dua polier yaitu etil selulosa (EC) dan hidoksipropil metiselulosa (HPMC), pemilihan kedua polimer tersebut bertujuan agar pelepasan obat terjadi secara perlahan dan dapat bertahan di dalam lambung pada waktu yang lama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formula optimum dari konsentrasi etil selulosa dan lama pengadukan serta interasinya menggunakan metode design faktorial. Respon dari metode ini adalah nilai entrapment efficiency dan buoyancy, setelah diketahui farmulasi optimum kemudian dilakukan karakteristik hollow microspheres meliputi nilai yield, analisis SEM, dan analisis FT-IR. Hasil analisis menunjukkan bahwa konsentrasi etil selulosa sebesar 600 mg dengan lama pengadukan 45 menit memberikan hasil yang optimum dengan nilai entrapment efficiency sebesar 94,373 ±1,292 dan nilai buoyancy sebesar 81,37 ±0,0118. Nilai yield yang diperoleh 71,003% ±0,265 dan ukuran partikel sebesar 144,5 µm ± 5,594. Hasil analisis FT-IR yang diperoleh menggambarkan bahwa tidak terjadi interaksi antara bahan obat dengan polimer.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]