dc.description.abstract | Berdasarkan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) materi tentang
membaca lancar diberikan di kelas II sekolah dasar. Tujuan membaca lancar yang
harus dicapai adalah menyuarakan kata atau kalimat bahasa Indonesia dengan lafal
yang baik dan benar, menggunakan intonasi yang tepat agar makna mudah dipahami,
dan penguasaan tanda baca sederhana seperti : tanda titik (.), tanda koma (,), tanda
tanya (?), dan tanda seru (!). Membaca lancar perlu diperhatikan karena sangat
penting bagi siswa untuk landasan ke jenjang berikutnya. Namun, dari pembelajaran
yang terlihat di SDN Wonorejo 02 Kencong menunjukkan bahwa siswa kelas II
mengalami kesulitan dalam membaca lancar. Hal ini terlihat dari rendahnya nilai
siswa dalam membaca lancar.
Penelitian ini dilakukan karena pengamatan awal di lapangan menunjukkaan
bahwa kemampuan siswa SDN Wonorejo 02 Kencong dalam membaca lancar masih
sangat rendah. Sebanyak 55,56 % dari 18 siswa belum mencapai ketuntasan.
Permasalahannya antara lain: siswa kurang mampu membaca lancar, siswa masih
tersendat-sendat dalam melafalkan huruf-huruf, guru mengajar hanya menggunakan
metode ceramah, guru hanya sekedar menyuruh siswa membaca lancar di tempat
duduknya secara bersama-sama, dan guru lebih menekankan siswa dalam
mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang ada di bawah bacaan. Rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penggunaan metode demonstrasi dalam
meningkatkan kemampuan membaca lancar siswa kelas II SD Negeri Wonorejo 02
viii
Kencong-Jember dan bagaimanakah kemampuan membaca lancar siswa setelah
menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran membaca lancar.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindaka Kelas (PTK). penelitian
dilakukan di SD Negeri Wonorejo 02 Kencong-Jember. Subyek penelitian adalah
seluruh siswa kelas II SD Negeri Wonorejo 02 Kencong-Jember tahun ajaran
2009/2010 sebanyak 18 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara, tes.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan melalui penerapan metode
demonstrasi dalam pembelajaran membaca lancar, nilai membaca siswa meningkat
menjadi 55,56 % pada siklus I (siswa yang memperoleh nilai di atas 60 sejumlah 10
siswa atau 55,56 % dan siswa yang memperoleh nilai di bawah 60 sejumlah 8 siswa
atau 44.44 %) sedangkan pada siklus II mencapai 83,33 % (15 siswa memperoleh
nilai di atas 60 dan 3 siswa atau 16,67 % memperoleh nilai di bawah 60). Pada siklus
I kemampuan membaca lancar siswa yang paling menonjol adalah pada intonasi
sedangkan lafal, kelancaran, dan keberanian masih kurang baik (belum tuntas). Guru
melakukan perbaikan dengan memberikan penjelasan lebih dalam tentang tanda baca
dan memberikan tambahan latihan membaca lancar. Pada siklus II kemampuan
membaca lancar siswa meningkat baik lafal, intonasi, jeda, kelancaran, maupun
keberanian.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan pertama penggunaan metode
demonstrasi dalam pembelajaran membaca lancar dimulai dengan
mendemonstrasikan atau menjelaskan tanda baca dilanjutkan dengan guru
mendemonstrasikan atau memperagakan membaca lancar, memberikan latihan
membaca lancar kepada siswa kemudian siswa mendemonstrasikan cara membaca
lancar di depan kelas. kedua kemampuan membaca lancar siswa mengalami
peningkatan setelah digunakannya metode demonsrtasi. Saran bagi guru kelas II, jika
dalam pembelajaran keterampilan membaca lancar menggunakan metode
demonstrasi hendaknya menyiapkan materi dan alokasi waktu secermat mungkin. | en_US |