Determinan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Wanita di Pulau Jawa Tahun 2006-2017
Abstract
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses untuk menuju kemajuan ekonomi yang membutuhkan input sumberdaya untuk ditransformaasikan menjadi sebuah hasil yaitu perkembangan perekonomian suatu negara atau wilayah. Tentu keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara didukung oleh beberapa faktor penunjang, antara lain SDA, SDM, dan Modal & Teknologi. Namun, faktor yang paling dianggap penting adalah sumber daya manusia, sebab manusialah yang diperlukan untuk mengelola faktor-faktor penunjang kegiatan pembangunan ekonomi yang lain. Penduduk berperan sebagai penyedia faktor produksi yakni tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menghasilkan output nasional. Tenaga kerja wanita adalah bagian dari penduduk yang berpotensi di dalam pasar tenaga kerja. Namun, diantara kesempatan kerja yang ada, jumlah wanita yang dapat memasuki dunia kerja cenderung lebih sedikit dibanding laki-laki. Untuk mengetahui perkembangan angkatan kerja, dapat diukur dengan melihat angka tingkat partisipasi angkatan kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam penelitian ini, difokuskan pada analisis tingkat partisipasi angkatan kerja wanita. Berdasarkan teori-teori yang relevan, tingkat partisipasi angkatan kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan, dan upah minimum. Beberapa teori yang dijadikan acuan dalam penelitian ini antara lain adalah teori ketenagakerjaan, teori klasik Adam Smith, teori J.B.Say, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK), teori pertumbuhan ekonomi, teori upah dan pengaruhnya terhadap TPAK, serta teori Robert M. Solow yang berkaitan dengan pendidikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda untuk data panel dengan pendekatan Fixed Effect Model (FEM) dan obyek penelitian dilakukan di wilayah Pulau Jawa yaitu provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur pada tahun 2006-2017. Sebelumnya, untuk dapat menentukan pendekatan yang tepat digunakan dalam penelitian, dilakukan pengujian model dengan uji Chow dan uji Hausman terlebih dahulu, sehingga dapat dilanjutkan dengan analisis regresi data panel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik, antara lain Uji F-statistik, Uji t-statistik, dan Uji Koefisien Determinasi (R2). Selanjutnya, pengujian model pada data panel diakhiri dengan uji asumsi klasik, di antaranya uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Hasil penelitian dengan pendekatan Fixed Effect Model menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja wanita di Pulau Jawa, sedangkan tingkat upah minimum provinsi (UMP) berpengaruh negatif terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja wanita di Pulau Jawa. Berdasarkan pengujian statistik, tidak berpengaruhnya pertumbuhan ekonomi terhadap TPAK wanita dapat dikaitkan dengan teori pertumbuhan Adam Smith, dimana dalam pembangunan ekonomi, modal memegang peranan yang penting. Sehingga, bertambahnya akumulasi modal memicu terjadinya spesialisasi yang menyebabkan turunnya kebutuhan akan tenaga kerja. Kemudian, sebab tidak berpengaruhnya tingkat pendidikan terhadap TPAK wanita adalah bukti kurangnya tenaga kerja wanita di dunia kerja, wanita yang telah menempuh pendidikan menengah melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, dan aktivitas ekonomi yang kompleks serta kebutuhan hidup yang meningkat menuntut wanita untuk menggeluti bidang tertentu. Upah minimum provinsi yang memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan TPAK wanita di Pulau Jawa juga berkaitan dengan teori pertumbuhan Adam Smith. Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa kenaikan upah pada tingkat tertentu dapat menyebabkan seseorang keluar dari angkatan kerja, khususnya wanita yang memilih untuk mengurus rumah tangga. Hasil penelitian ini juga didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak semua faktor ekonomi yang ditentukan dalam penelitian ini dapat mempengaruhi perubahan pada tingkat partisipasi angkatan kerja wanita di Pulau Jawa. Faktor demografi (tingkat pendidikan) juga tidak selalu dapat mempengaruhi tingkat partisipasi angkatan kerja wanita di Pulau Jawa. Oleh karena itu, saat ini perluasan lapangan kerja bagi wanita, pentingnya pendidikan untuk memperbaiki kualitas hidup, dan penetapan kesetaraan upah, sangatlah penting untuk diperhatikan dan diatur sebaik mungkin, guna memperbaiki kondisi ketenagakerjaan khususnya tenaga kerja wanita yang pada akhirnya juga mendukung dalam pembangunan ekonomi wilayah dan negaranya.