Pengembangan Eksipien Co-Process Pati Pisang Kepok (Musa Paradisiaca Var. Formatypica) Pregelatinasi – Natrium Karboksimetilselulosa Sebagai Filler-Binder Tablet
Abstract
Tablet adalah bentuk sediaan padat farmasi yang paling banyak digunakan
dan dapat diproduksi menggunakan metode kempa langsung. Kriteria bahan yang
dikempa langsung harus memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik
(Lachman dkk., 1994). Indonesia memiliki banyak sekali sumber bahan yang
dapat digunakan sebagai eksipien tablet, salah satunya adalah pati pisang kepok.
Pati yang dihasilkan dari pisang kepok berpotensi untuk digunakan sebagai fillerbinder
karena memiliki kadar pati lebih tinggi dengan warna yang lebih
dibandingkan pisang ambon dan pisang siem (Satuhu dan Supriyadi, 1992).
Pati alami masih memiliki dua keterbatasan untuk digunakan sebagai
eksipien kempa langsung yakni sifat alir dan kompresibilitas yang kurang baik
(Gusmayadi dan Sumaryono, 2012). Keterbatasan tersebut dapat diperbaiki
melalui proses pregelatinasi dan co-process. Sifat alir yang kurang baik dari pati
dapat diperbaiki melalui proses pregelatinasi, sedangkan co-process diperlukan
untuk memperbaiki kompresibilitas pati yang rendah. Co-process merupakan cara
untuk mendapatkan eksipien baru dengan sifat fisik yang lebih baik dari
kombinasi dua atau lebih jenis eksipien yang telah (Gohel dan Jogani, 2005).
Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan penggunaan eksipien coprocess
dari pati pisang kepok yang dikombinasikan dengan natrium
karboksimetilselulosa melalui co-process sebagai filler-binder sehingga
didapatkan granul dan tablet dengan mutu yang baik. Eksipien co-process dibuat
dalam empat formula dengan perbandingan pati pisang kepok pregelatinasi –
natrium karboksimetilselulosa 100:0; 95:5; 92,5:7,5; dan 90:10. Granul eksipien
co-process kemudian dievaluasi karakteristiknya yang meliputi sifat alir,
kompresibilitas, ukuran partikel dan kadar lembap. Granul yang telah dievaluasi ditambahkan dengan bahan aktif vitamin C untuk selanjutnya dikempa menjadi
tablet. Tablet yang dihasilkan dievaluasi sifat fisiknya meliputi kekerasan,
kerapuhan, waktu hancur, keseragaman sediaan, dan disolusi.
Granul eksipien co-process dari F1, F2, F3, dan F4 menunjukkan
karakteristik yang baik sebagai eksipien tablet kempa langsung mencakup sifat
alir dan persen kompresibilitas, namun tidak memenuhi persyaratan untuk kadar
lembap. F4 memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang paling baik dengan
ukuran partikel lebih besar dibandingkan formula yang lain. Penambahan CMCNa
sebagai bahan pengikat pada formulasi memberikan pengaruh yang bermakna
pada hasil evaluasi. Sifat alir dan kompresibilitas granul eksipien co-process
semakin baik seiring dengan meningkatnya jumlah CMC-Na.
Hasil evaluasi tablet vitamin C menunjukkan bahwa F4 menghasilkan tablet
dengan kriteria yang palik baik karena memenuhi persyaratan terkait kekerasan,
kerapuhan, waktu hancur, keseragaman sediaan, dan disolusi. F2 dan F3 tidak
memenuhi persyaratan kerapuhan, sedangkan F1 tidak memenuhi persyaratan
kekerasan dan kerapuhan. Penambahan jumlah CMC-Na pada formulasi dapat
meningkatkan kekerasan dan waktu hancur, namun menurunkan kerapuhan dan
disolusi tablet.
Uji ANOVA memberikan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antar formula pada masing-masing hasil evaluasi, kecuali sudut diam.
Berdasarkan parameter terpilih, formula yang paling baik adalah F4 dengan
perbandingan pati pisang kepok pregelatinasi dan natrium karboksimetilselulosa
90:10. Eksipien co-process pati pisang kepok (Musa paradisiaca var.
formatypica) pregelatinasi dan natrium karboksimetilselulosa dapat digunakan
sebagai filler-binder pada formulasi tablet, namun diperlukan penelitian lebih
lanjut mengenai penambahan bahan tambahan lain pada formula dan perlu
dilakukan uji lanjutan terkait stabilitas sediaan.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]