dc.description.abstract | Menopause adalah suatu fase dimana keseimbangan hormon didalam tubuh mulai terganggu. Gejala menopause sering terjadi pada wanita berusia 45-55 tahun. Salah satu cara untuk mengatasi gejala menopause adalah hormone therapy dengan efek samping serius yangdapat terjadi. Maka alternatif lain yang dapat digunakan adalah mengonsumsi isoflavon dan kandungan isoflavon paling tinggi terdapat pada tanaman kedelai atau edamame.
Edamame adalah tanaman yang berasal dari Jepang dan merupakan spesies dari kedelai. Kandungan isoflavon utama pada kedelai adalah bentuk glikosidanya (genistin, daidzin, dan glisitin) dan sedikit dalam bentuk aglikon (genistein, daidzein, dan glisitein). Adanya proses fermentasi dapat meningkatkan kandungan isoflavon aglikon pada kedelai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui validitas metode analisis dan pengaruh fermentasi edamame menggunakan kombinasi Aspergillus oryzae dan Rhizopus oligosporus.
Tahap awal yang dilakukan adalah preparasi sampel yang terdiri dari edamame non-fermentasi dan terfermentasi hari ke-1, 2, 3, dan 4. Kemudian dilakukan validasi metode terhadap metode yang akan digunakan dan dilanjutkan dengan penetapan kadar daidzein pada ekstrak edamame non-fermentasi dan terfermentasi.
Hasil optimasi kondisi analisis menunjukkan bahwa pelarut yang digunakan adalah metanol p.a; fase diam yang digunakan adalah silika gel 60 F254; fase gerak yang digunakan adalah kombinasi n-heksana : etil asetat : asam asetat (2:5:0,15); panjang gelombang optimum 273 nm; dan konsentrasi uji yang digunakan adalah 0,12 g/ mL Validitas metode analisis yang digunakan tidak valid karena tidak dapat memenuhi parameter selektivitas yaitu resolusi sebesar 0,88 dan 1,22. Validasi yang dilakukan memenuhi parameter linieritas dengan nilai r sebesar 0,991, Vx0 sebesar 3,068% dan Xp sebesar 55,675; memenuhi parameter LOD dan LOQ dengan nilai r sebesar 0,988, Vx0 sebesar 4,628% dan Xp 23,694, nilai LOD sebesar 20,262 ng sedangkan LOQ sebesar 60,787 ng; memenuhi persyaratan presisi dengan nilai RSD kurang dari 5,3%; memenuhi persyaratan akurasi dengan nilai recovery memenuhi rentang 90-107%. Kadar daidzein yang didapatkan pada penetapan kadar daidzein ekstrak edamame non-fermentasi dan terfermentasi berturut-turut adalah 0,0354 ± 1,49 × 10-3; 0,0099 ± 1,19 × 10-3; 0,0118 ± 0,65 × 10-3; 0,0618 ± 10,64 × 10-3 (b/b).
Hasil analisis statistik uji Mann-Whitney menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara edamame non-fermentasi dengan edamame terfermentasi hari ke-4 dengan nilai P<0,05. Hal ini dapat menunjukkan bahwa kadar daidzein pada ekstrak edamame yang difermentasi menggunakan kombinasi jamur A. oryzae dan R. oligosporus lebih tinggi dibandingkan dengan edamame non-fermentasi. | en_US |