Show simple item record

dc.contributor.advisorSUNARDI
dc.contributor.advisorSUHARTO
dc.contributor.authorMAULIDA, Nur Kholifah
dc.date.accessioned2018-12-01T04:21:21Z
dc.date.available2018-12-01T04:21:21Z
dc.date.issued2018-12-01
dc.identifier.nimNIM140210101106
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/88711
dc.description.abstractPendidikan dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan manusia, karena budaya adalah satu kesatuan dalam masyarakat dan pendidikan adalah kebutuhan dasar bagi manusia. Salah satu hal yang diperoleh dari pendidikan adalah ilmu pengetahuan. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan antara matematika dan budaya biasa disebut dengan Etnomatematika. Salah satu Etnomatematika yang dapat ditemui dalam kehidupan bermasyarakat adalah pada transaksi jual beli yang dilakukan oleh pedagang sayur. Pedagang sayur yang diamati dalam penelitian ini merupakan masyarakat pendalungan. Pendalungan adalah hasil sentuh budaya atau proses akulturasi antara budaya Jawa dan Madura Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan etnomatematika yang terjadi pada transaksi-jual beli dalam lingkup masyarakat pendalungan di desa Sumbersari Kabupaten Jember dan untuk mendeskripsikan algoritma aritmetika pada transaksi jual beliyang dilakukan pedagang sayur dalam masyarakat Pendalungan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian adalah metode observasi dan wawancara. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran siswa disekolah sehingga dapat merubah paradigma siswa akan pembelajaran matematika yang sangat sulit, dapat juga dijadikan sebagai motivasi siswa untuk melestarikan kebudayaan yang ada pada masyarakat. Penelitian ini dilakukan di desa Sumbersari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Subjek dari penelitian ini adalah pedagang sayur keliling. Alasan peneliti memilih pedagang sayur yaitu adanya keunikan yang terjadi pada saat transaksi jual beli tepatnya pada aktivitas menghitung total belanja pembeli. Pedagang sayur menghitung dengan cepat tanpa menggunakan kalkulator ataupun alat bantu lainnya. Selain alasan tersebut, peneliti mempunyai alasan lain yaitu ingin mengetahui apakah aktivitas matematika yang dilakukan oleh pedagang sayur masyarakat pendalungan akan dipengaruhi oleh dua kebuadayaan, sebagaimana pengertian pendalungan yang telah dipaparkan sebelumnya yaitu kebudayaan Jawa dan Madura. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengambilan data yaitu observasi dan wawancara. Observasi dan wawancara dilakukan dari jumlah kecil sampai mencapai titik jenuh artinya data yang diperoleh sudah tidak memunculkan hal yang baru. Observasi dan wawancara dilakukan pada tujuh subjek penelitian. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, etnomatematika yang terjadi pada transaksi jual beli yang dilakukan oleh pedagang sayur pada masyarakat pendalungan sangat dipengaruhi oleh dua kebudayaan masyarakat Jawa dan kebudayaan masyarakat Madura. Aktivitas-aktivitas tersebut meliputi aktivitas membilang yang terjadi pada saat mengucapkan angka dalam bahasa pendalungan, aktivitas geometri terjadi pada saat menata dan mengatur barang dagangan ke tempat yang telah disiapkan, aktivitas pengemasan atau penentuan satuan tanpa menggunakan timbangan, satuan yang ditemukan antara lain sak bendhel, sak ghintel, sak rantang dan prapatan, Aktivitas penentuan modal dengan menggunakan pendapatan yang diperoleh pada saat penjualan. Aktivitas penetapan harga jual dimulai dari harga Rp500 dan kelipatannya yang ditentukan berdasaekan harga beli dan keuntungan yang ingin diperoleh oleh pedagang sayur. Pemberian diskon atau potongan harga terdapat ketentuan tersendiri misal, barang yang tersedia merupakan barang sisa dan pembeli merupakan pelanggan tetap. Teknik perhitungan total belanja pembeli menggunakan cara dimasukkan satu-persatu kedalam kantong plastik bersamaan dengan perhitungannya. Teknik mengembalikan uang kembalian pembeli dilakukan dengan cara mengembalikan uang ratusan atau ribuan yang biasa disebut uang recehan terlebih dahulu sebagai penggenap, kemudian memberian uang sisanya sampai mencapai uang kembalian yang harus dibayar. Apabila pedagang sayur tidak mempunyai uang kembalian, pedagang sayur akan menawarkan sejumlah barang yang senilai atau sepadan utnuk ditukar dengan uang kembalian tersebut. Keuntungan yang diperoleh setelah penjualan diketahui dengan cara kembalinya modal pedagag sat melakukan kulak’an dan ditandai dengan terjualnya suatu barang yang memiliki daya tahan yang kurang untuk dijual kembali serta terjualna suatu barang dengan pengambilan keuntungan yang maksimal Pengambilan keuntungan tiap-tiap barang dapat terlihat pada saat menentukan nilai harga jual suatu barang yaitu hanya berkisar anatar Rp500-Rp2000 per barang. Teknik operasi algoritma aritmetika yang dilakukan berbeda dengan yang diajarkan di sekolah, dan juga sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Jawa dan Madura. Algoritma penjumlahan dilakukan dengan cara menjumlahakan berdasarkan nilai tempat dan mengabaikan nilai nol sebagai ribuan kemudian setelah hasilnya ditemukan barulah nilai nol dianggap kembali. Algoritma pengurangan terlihat jelas terjadi pada aktivitas menghitung uang kembalian pembeli yang dilakukan dengan cara menggenapkan bilangan yang mengurangi menjadi kelipatan 10 dengan menambahkan suatu bilangan tertentu sehingga menjadi bilangan baru diatas pengurangnya. Algoritma perkalain dilakukan dengan dua teknik. Teknik pertama berdasarkan nilai tempat dan teknik yang kedua dilakukan dengan cara menguraikan bilangan yang dikaliakn menjadi kelipatan 5 baik niali puluh ribuan maupun ribuannya. Algoritma pembagian dilakukan dengan tiga teknik, teknik yang pertama membagi berdasarkan nilai tempat, teknik kedua mengubah pembagi menjadi bilangan kelipatan 2 jika pembagi merupakan bilangan genap, teknik yang ketiga mengubah bilangan yang dibagi menjadi bentuk pengurangan. Algoritma pembulatan terjadi pada saat penentuan harga jual, jika pembeli menginginkan jumlah barang yang tidak sesuai takaran sebelumnya, pembulatan pada aktivitas ini yang terjadi adalah pembulatan keatas , yaitu ke ratusan atau ribuan terdekat, sedangkan pembulatan ke bawah dilakukan pada aktivitas memberikan diskon pada total belanja pembeli.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries140210101106;
dc.subjectPendidikanen_US
dc.subjectKebudayaanen_US
dc.subjectKehidupan manusia.en_US
dc.subjectsatu kesatuanen_US
dc.subjectMatematikaen_US
dc.subjectilmu pengetahuanen_US
dc.subjectbudayaen_US
dc.subjectEtnomatematikaen_US
dc.titleEtnomatematika Dalam Transaksi Jual-Beli Yang Dilakukan Pedagang Sayur Pada Masyarakat Pendalunganen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record