Pengaruh Polutan Lumut Bryum SP terhadap Tegangan Flashover pada Isolator Polimer Jenis Tarik menggunakan Metode Slow Rate of Rise Test
Abstract
Pentingnya peranan isolator pada sistem transmisi dan distribusi sebagai peralatan yang penting dalam penyaluran energi listrik. Karena itu isolator sangat penting dalam sistem penyaluran energi listrik, maka perlu dijaga keandalannya. Salah satu cara untuk menjaga keandalannya yaitu dengan menguji tegangan flashover pada isolator. Flashover adalah suatu kegagalan isolasi yang terjadi karena adanya pembebanan medan listrik pada permukaan isolator melebihi kapasitas ketahanan elektriknya. Flashover dapat menimbulkan pemanasan dan dapat merusak isolator. Penyebab terjadinya flashover di antaranya yaitu karena pengotoran permukaan isolator. Pada kasus pengotoran permukaan isolator, umumnya disebabkan karena adanya bahan polutan yang menempel pada permukaan isolator seperti bahan polutan lumut bryum sp. Lumut merupakan bahan polutan yang sering dijumpai pada daerah yang banyak pohon atau hutan tropis dan lembap. Biasanya pada jaringan distribusi 20 kV yang berlokasi di daerah pegunungan. Sehingga pada jaringan listriknya terutama komponen berupa isolator sering terkontaminasi lumut, hal ini dapat berpengaruh terhadap sistem kelistrikan. Sehingga pada jaringan listriknya terutama komponen berupa isolator dapat terpengaruh adanya bahan polutan lumut. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh bahan polutan yang terkontaminasi lumut pada isolator polimer. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh perbandingan antara bahan polutan lumut bryum sp dan polutan garam terhadap tegangan flashover pada isolator polimer jenis tarik menggunakan metode Slow Rate of Rise Test, serta untuk mengetahui hasil perbandingan antara dua polutan yang berbeda pada hasil pengujian dalam kondisi kering dan basah dan serta dalam kondisi isolator tanpa polutan dan dalam kondisi isolator berpolutan dengan variasi sudut penyemprotan 30°, 60°, 90°, dan 120° serta dengan empat buah sudut tersebut secara langsung. Isolator diuji menggunakan metode yang sesuai dengan standar American Standard Test Method, ASTM-D149. Standar pengujian ASTM-D149, yakni metode Slow Rate of Rise Test, yang mana metode ini dijalankan dengan menaikkan tegangan spesimen secara bertahap dengan laju tegangan konstan, mulai dari tegangan uji start Vs hingga spesimen mengalami tegangan tembus listrik. Hal ini ditandai dengan terjadinya suara letupan dan percikan api di permukaan isolator seiring dengan terjadinya flashover pada isolator. Terjadinya tembus listrik ini harus pada waktu lebih dari 120 detik sejak tegangan pengujian dikenakan pada spesimennya. Apabila dalam pengujian sekelompok spesimen, lebih dari satu spesimen yang mengalami tembus listrik pada waktu kurang dari 120 detik, perlu dilakukan tindakan sebagai berikut : tegangan uji start Vs dikurangi, atau laju tegangan (ΔV/Δt) diturunkan, atau mengurangi tegangan uji start Vs dan laju tegangan secara bersamaan. Jika lebih dari satu spesimen mengalami tembus listrik pada tegangan yang kurang dari 1,5Vs maka nilai tegangan uji start Vs dikurangi. Jika tembus listrik terjadi pada tegangan 2,5Vs dan waktu terjadinya tembus listrik lebih dari 120 detik, nilai Vs dinaikkan. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengulangan sebanyak tiga kali, kemudian diambil rata-ratanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tegangan flashover akan semakin turun, seiring dengan bertambah besarnya nilai ESDD. Kemudian hasil data yang diperoleh dengan isolator polimer jenis tarik pada polutan lumut bryum sp saat ESDD sebesar 0,082 mg /cm2, dengan tegangan flashover sebesar 43,667 kV isolator mengalami penurunan kinerja terbanyak, yakni sebesar 17,609 %, dan pada polutan garam saat ESDD sebesar 0,104 mg /cm2, dengan tegangan flashover sebesar 38,333 kV isolator mengalami penurunan kinerja terbanyak, yakni sebesar 27,673 %.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]