dc.description.abstract | Katarak merupakan kondisi lensa mata menjadi keruh. Lensa mata kehilangan sifat bening dan kejernihannya sehingga menjadi berkabut (WHO, 2010). Kerusakan visual akibat katarak tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup seseorang namun juga berdampak besar pada faktor psikologis dan aspek ekonomi individu maupun rumah tangga (Essue et al, 2011). Aulia (2014) mengatakan ketika peran dan tanggung jawab tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan mengalami gangguan, dapat memicu stressor yang berkepanjangan dalam keluarga. Resiliensi adalah kapasitas untuk beradaptasi dengan baik dari waktu ke waktu ke situasi yang mengubah kehidupan atau stres (Ahern, Kiehl, Sole, & Byers, 2006). Kemampuan seseorang untuk menyeimbangkan berbagai pemikiran, emosi, situasi, pemecahan masalah dan menanggapi stres dengan cara yang sehat di definisikan sebagai Psychological well-being (Bradshaw, Hoelscher, & Richardson (2007). Psychological well-being dan resiliensi menjadi hal penting pada individu yang mengalami keterpurukan dimana memiliki sasaran yang sama, yaitu bertujuan untuk mencapai suatu kondisi terbaik individu (Siebert, 2005).
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan resiliensi dengan Psychological well-being pada kepala keluarga dengan katarak di wilayah kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 181 responden dengan katarak dengan jumlah sampel sebanyak 84 responden kepala keluarga dengan katarak. Teknik pengambilan penelitian ini adalah dengan cara Purposive sampling. Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas dengan melakukan inform consent sebelum melakukan penelitian. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner resiliensi menghasilkan kuesioner 12 item valid dari yang sebelumnya sebanyak 14 item dengan nilai cronbach alpha 0,899. Sedangkan untuk kuesioner psychological well being menghasilkan kuesioner 15 item dari yang sebelumnya sebanyak 18 item dengan nilai cronbach alpha 0,948.
Hasil penelitian menunjukkan resiliensi pada kepala keluarga dengan katarak di Wilayah kerja Puskesmas Tempurejo memiliki nilai tengah sebesar 34,00 dan Psychological Well-Being memiliki nilai tengah sebesar 47,00. Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan adanya hubungan resiliensi dengan Psychological Well-Being pada kepala keluarga dengan katarak di Wilayah Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember (p value = 0,737; CI 95%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan signifikan antara resiliensi dengan Psychological well being pada kepala keluarga dengan katarak di wilayah kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember. Tenaga kesehatan diharapkan memberikan edukasi mengenai pentingnya resiliensi atau kemampuan adaptasi kepada kepala keluarga dengan katarak untuk menghadapi gangguan Psychological well-being. | en_US |